
JAKARTA - Industri kendaraan listrik dunia semakin kompetitif dengan munculnya teknologi baru yang siap menggoyang dominasi baterai lithium-ion.
Salah satu pemain besar, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL), mengumumkan akan memulai produksi massal baterai sodium-ion pada tahun depan. Langkah ini dipandang sebagai strategi penting untuk memperluas opsi penyimpanan energi dengan biaya lebih efisien dan kinerja lebih adaptif.
Walaupun belum menetapkan tanggal resmi, perusahaan asal Tiongkok itu menegaskan bahwa produksi akan menyesuaikan permintaan pasar serta kesiapan mitra strategis.
Baca JugaKeunggulan Energi Geothermal Dorong Transisi Energi Indonesia
Dengan demikian, keputusan ini bukan hanya sekadar rencana, melainkan bagian dari roadmap jangka panjang CATL untuk mempertahankan kepemimpinannya di sektor energi global.
Baterai sodium-ion diperkenalkan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan, memiliki tingkat keamanan tinggi, dan mampu beroperasi optimal pada suhu rendah. Keunggulan ini menjadikannya sebagai solusi menjanjikan bagi kendaraan energi baru, terutama di negara dengan iklim dingin.
Secara teknis, baterai sodium-ion menggunakan natrium sebagai bahan utama penyimpanan energi. Hal ini membedakannya dengan baterai lithium-ion yang mengandalkan lithium sebagai komponen utama.
Teknologi baru ini menawarkan kepadatan energi sebesar 175 Wh/kg, yang mampu mendukung kendaraan listrik melaju lebih dari 500 kilometer sekali pengisian.
Meski masih sedikit di bawah performa baterai lithium-ion, sodium-ion dinilai cukup kompetitif untuk pasar otomotif global. CATL menekankan bahwa selain efisiensi, baterai ini memiliki nilai tambah dari sisi jejak karbon yang lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya.
Keunggulan tersebut menjadikan baterai sodium-ion sebagai kandidat kuat dalam memperluas penetrasi kendaraan listrik. Tidak hanya di negara dengan iklim sedang, tetapi juga di wilayah bersuhu ekstrem, baik dingin maupun panas.
Inovasi ini sekaligus memperlihatkan bagaimana CATL mencoba menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan pasar yang beragam.
Dalam rencananya, CATL menyebut bahwa baterai sodium-ion dapat memenuhi hingga 40 persen kebutuhan kendaraan penumpang di pasar domestik Tiongkok. Persentase ini menunjukkan ambisi besar perusahaan untuk menjadikan sodium-ion sebagai produk massal yang relevan dalam waktu dekat.
Baterai tersebut juga dirancang fleksibel karena sudah disesuaikan dengan standar modul 20 dan 25, serta mendukung sistem baterai swap (tukar baterai). Desain ini memberi kemudahan bagi produsen otomotif untuk mengintegrasikan teknologi baru tanpa melakukan modifikasi besar.
Dengan model integrasi tersebut, sodium-ion diharapkan bisa mempercepat adopsi kendaraan listrik di berbagai segmen. Mulai dari mobil penumpang, truk berat, hingga kendaraan niaga lainnya, semuanya berpotensi memanfaatkan keunggulan baterai generasi baru ini.
Sebagai catatan penting, pada 21 April lalu CATL memperkenalkan baterai sodium-ion pertama yang diproduksi massal di dunia. Produk ini mencakup Sodium New Power Battery untuk kendaraan penumpang serta Sodium New 24V Integrated Starter Battery untuk truk berat.
Kedua jenis baterai tersebut dirancang untuk tetap berfungsi optimal pada suhu ekstrem, dari -40°C hingga 70°C. Hal ini menegaskan daya tahan sodium-ion dalam menghadapi berbagai kondisi geografis dan iklim, sehingga cocok untuk pasar internasional.
Terobosan lain hadir pada 5 September, ketika baterai sodium-ion CATL berhasil lolos uji sertifikasi standar keselamatan nasional terbaru Tiongkok, yaitu GB 38031-2025. Regulasi ini mengatur persyaratan keselamatan baterai kendaraan listrik yang ketat.
Keberhasilan tersebut menjadikan produk CATL sebagai baterai sodium-ion pertama di dunia yang memenuhi standar keselamatan baterai traksi untuk kendaraan listrik. Pencapaian ini tidak hanya memperkuat reputasi perusahaan, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk adopsi global.
CATL menegaskan bahwa sertifikasi tersebut menjadi bukti kesiapan sodium-ion untuk digunakan secara luas di pasar otomotif dunia. Teknologi ini diposisikan bukan hanya sebagai pelengkap baterai lithium-ion, melainkan juga sebagai alternatif strategis yang bisa menyeimbangkan rantai pasok energi global.
Dengan keberhasilan itu, CATL semakin percaya diri menghadapi masa depan industri kendaraan listrik. Sodium-ion dianggap sebagai game changer, yang mampu menjawab tantangan kebutuhan energi ramah lingkungan sekaligus menghadirkan opsi lebih terjangkau bagi konsumen.
Perusahaan menilai bahwa diversifikasi teknologi baterai akan menjadi kunci dalam mendukung transisi energi. Tidak hanya mengurangi ketergantungan pada lithium, tetapi juga memperluas pilihan bahan baku agar produksi lebih berkelanjutan.
Di sisi lain, langkah CATL ini sekaligus memberi sinyal kuat bagi kompetitor. Dengan memulai produksi massal pada 2026, perusahaan berharap bisa mempercepat penetrasi pasar dan memperluas ekosistem kendaraan listrik di dalam maupun luar negeri.
Jika terealisasi sesuai rencana, baterai sodium-ion berpotensi menjadi salah satu inovasi terbesar di industri energi modern. Kehadirannya tidak hanya mengubah peta persaingan, tetapi juga mempercepat transformasi transportasi menuju era nol emisi.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Jenis Minuman Rileks Alami untuk Redakan Stres Sehari-hari
- 19 September 2025
2.
Panduan Lengkap 8 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria
- 19 September 2025
3.
Inspirasi 8 Gaya Fashionable Lola Tung yang Stylish
- 19 September 2025
4.
Rahasia Hidup Lebih Lama, Studi Temukan Manfaat Ekstrak Kakao
- 19 September 2025
5.
Harga Rp280 Jutaan, Ini Spesifikasi Unggulan Chery Fulwin X3L
- 19 September 2025