Purbaya Tegaskan Kenaikan Bunga Valas Bukan Arahan Pemerintah
- Rabu, 01 Oktober 2025

JAKARTA - Di tengah ramainya pemberitaan mengenai langkah empat bank milik negara yang menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) denominasi dolar Amerika Serikat (AS) hingga 4 persen, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan perintah langsung dari pemerintah. Ia menilai, keputusan itu merupakan langkah bisnis masing-masing bank dan bukan arahan dari Kementerian Keuangan.
“Kalau saya bilang ke mereka itu bukan perintah saya,” tegas Purbaya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (30 September 2025).
Empat bank pelat merah yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Keempatnya memutuskan menaikkan suku bunga deposito valas dari kisaran 1–2 persen menjadi 4 persen sebagai strategi untuk menarik dana masyarakat, khususnya dari warga negara Indonesia (WNI) yang menyimpan dolar AS di luar negeri.
Baca JugaHarga Emas Antam Naik, UBS Turun di Pegadaian 1 Oktober 2025
Tujuan: Tarik Dana Dolar dari Luar Negeri
Langkah perbankan menaikkan suku bunga deposito valas ini sejatinya sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengembalikan simpanan dolar milik WNI yang tersimpan di luar negeri ke sistem perbankan nasional. Pemerintah berharap kebijakan tersebut dapat memperkuat cadangan devisa, menambah suplai dolar di dalam negeri, serta memperkuat pembiayaan bagi proyek-proyek strategis nasional.
“Kira-kira akan ada insentif di mana orang Indonesia lebih suka naruh uang dolar di sini dibanding di luar,” ujar Purbaya usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/9/2025) malam.
Rencana ini disebut akan dijalankan dalam waktu dekat. Pemerintah menilai, dengan adanya insentif yang tepat, para pemilik modal akan lebih tertarik untuk menyimpan dananya di dalam negeri ketimbang di luar negeri. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi menjaga stabilitas pasar valas serta mendukung agenda pembangunan nasional.
“Rencana bagaimana menarik uang-uang dolar yang orang Indonesia suka taruh di luar balik ke sini. Tadi masih belum matang, masih kita matangkan lagi. Tapi kalau saya lihat rencananya cukup bagus sekali,” tutur Purbaya.
Sidak ke BNI, Pastikan Tidak Ada Arahan Politik
Meski langkah bank-bank pelat merah ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah, Purbaya tetap menegaskan bahwa tidak ada instruksi langsung dari dirinya untuk menaikkan bunga hingga 4 persen. Untuk memastikan hal tersebut, ia bahkan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor BNI dan mengikuti rapat direksi secara langsung.
“Makanya saya datang ke BNI kemarin, kan. Untuk make sure mereka enggak macem-macem dalam hal itu. Karena itu dipakai sebagai alasan untuk melemahkan nilai tukar terus mereka nge-judge itu gara-gara Menteri Keuangan salah. Enggak seperti itu,” tegasnya.
Purbaya menyadari bahwa kebijakan perbankan ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, kenaikan suku bunga deposito valas dianggap dapat menarik dana masuk ke dalam negeri. Namun di sisi lain, langkah ini dinilai dapat meningkatkan permintaan dolar AS dan berpotensi menekan nilai tukar rupiah.
Pemerintah Tak Akan Campur Tangan Soal Suku Bunga
Purbaya kembali menekankan bahwa kebijakan suku bunga deposito valas sepenuhnya akan diserahkan pada mekanisme pasar. Pemerintah tidak akan mengintervensi atau memberi arahan yang bersifat memaksa kepada industri perbankan terkait penetapan suku bunga.
“Yang jelas kita enggak akan memberi arah kebijakan yang memaksa mereka menaikkan ke 4 persen. Akan market based, betul-betul market based,” ujarnya.
Pendekatan berbasis pasar ini, lanjut Purbaya, penting untuk menjaga kepercayaan investor dan pelaku ekonomi terhadap sistem keuangan nasional. Dengan membiarkan mekanisme pasar bekerja, maka keputusan perbankan akan lebih adaptif terhadap dinamika ekonomi global dan domestik.
Strategi Perkuat Devisa Nasional
Rencana pemerintah menarik kembali simpanan dolar milik WNI di luar negeri menjadi strategi penting dalam memperkuat cadangan devisa nasional. Purbaya mengaku baru mengetahui bahwa jumlah simpanan dolar milik warga Indonesia di luar negeri cukup signifikan. Oleh karena itu, pemerintah akan menyiapkan skema insentif yang menarik untuk mendorong pemilik dana membawa kembali asetnya ke dalam negeri.
Langkah ini diyakini akan membantu memperkuat fundamental ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi volatilitas pasar global dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Dengan cadangan devisa yang lebih kuat, Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak menentu.
Respons Pasar dan Prospek ke Depan
Kebijakan menaikkan suku bunga deposito valas oleh bank-bank pelat merah telah menarik perhatian pelaku pasar. Di satu sisi, hal ini dipandang sebagai sinyal positif bahwa perbankan nasional berupaya memperkuat likuiditas dolar di dalam negeri. Namun di sisi lain, sejumlah pengamat memperingatkan risiko meningkatnya tekanan terhadap rupiah akibat tingginya permintaan dolar.
Purbaya sendiri menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan kebijakan yang diambil tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Ia juga menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam menata kembali posisi devisa Indonesia.
Meski muncul persepsi bahwa pemerintah memerintahkan bank untuk menaikkan suku bunga deposito valas hingga 4 persen, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan hal itu tidak benar. Keputusan tersebut murni merupakan kebijakan bisnis bank berdasarkan mekanisme pasar. Pemerintah sendiri fokus menyiapkan skema insentif untuk menarik kembali dana dolar WNI dari luar negeri guna memperkuat cadangan devisa dan mendukung pembiayaan proyek strategis nasional.
“Yang jelas kita enggak akan memberi arah kebijakan yang memaksa mereka menaikkan ke 4 persen. Akan market based, betul-betul market based,” tegas Purbaya sekali lagi.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Motorola Siap Rilis Moto X70 Air, Pesaing Ponsel Tipis
- 01 Oktober 2025
2.
Realme GT 8 Pro Hadirkan Kamera Modular Pertama Dunia
- 01 Oktober 2025
3.
Daniel Ek Mundur dari Kursi CEO Spotify Awal 2026
- 01 Oktober 2025
4.
Indonesia Menari 2025 Meriahkan 11 Kota di Indonesia
- 01 Oktober 2025
5.
Gol Bunuh Diri Bawa Chelsea Taklukkan Benfica 1 0
- 01 Oktober 2025