Rabu, 01 Oktober 2025

Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah

Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah

JAKARTA - Alih-alih fokus pada kenaikan kuartalan yang sedang berlangsung, pasar minyak sawit Malaysia pada Selasa (—) justru dibuka dengan penurunan harga untuk sesi ketiga berturut-turut. Pelemahan ini terutama dipicu oleh tekanan dari harga minyak nabati pesaing dan harga minyak mentah yang turun. Meski begitu, kontrak acuan minyak sawit masih tercatat berada di jalur kenaikan kuartalan, mencerminkan dinamika pasar yang kompleks di tengah persaingan ketat minyak nabati global.

Kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Desember di Bursa Derivatif Malaysia turun 11 ringgit, atau 0,25%, menjadi 4.374 ringgit (USD1.038,22) per ton pada awal perdagangan. Tekanan ini semakin nyata ketika kontrak soyoil paling aktif di Dalian (DBYcv1) juga terkoreksi 0,66%, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 0,58%. Di sisi lain, harga soyoil di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,34%, menunjukkan tren penurunan yang hampir seragam di berbagai pasar minyak nabati dunia.

Persaingan Ketat Minyak Nabati Global

Baca Juga

Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi

Pergerakan harga minyak sawit memang cenderung mengikuti minyak nabati pesaing karena keduanya bersaing dalam pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga soyoil dan minyak nabati lain turun, harga minyak sawit juga terdorong melemah karena investor menilai daya saing relatifnya. Kondisi ini menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga CPO (crude palm oil) di bursa berjangka Malaysia.

Tekanan dari Minyak Mentah

Selain faktor minyak nabati pesaing, harga minyak mentah dunia juga mengalami penurunan. Ekspektasi kenaikan produksi OPEC+ serta berlanjutnya ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak melalui Turki memperkuat prospek surplus pasokan minyak mentah. Kondisi ini membuat minyak sawit kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel karena selisih harga dengan minyak mentah menjadi lebih sempit.

Pelemahan harga minyak mentah inilah yang kemudian ikut menekan harga CPO. Pasar menilai bahwa turunnya harga minyak mentah berpotensi menurunkan permintaan biodiesel berbasis minyak sawit, sehingga prospek harga ke depan menjadi lebih berhati-hati.

Faktor Mata Uang dan Perdagangan

Ringgit, mata uang yang digunakan dalam perdagangan minyak sawit, pada Selasa melemah tipis 0,02% terhadap dolar AS. Melemahnya ringgit membuat komoditas minyak sawit sedikit lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing. Namun efeknya terhadap harga masih terbatas karena tekanan utama datang dari harga minyak nabati pesaing dan minyak mentah dunia.

Di sisi lain, lembaga survei kargo diperkirakan akan merilis estimasi ekspor September pada hari yang sama. Data ekspor ini penting karena akan memberikan gambaran permintaan aktual minyak sawit Malaysia di pasar internasional. Jika ekspor lebih tinggi dari perkiraan, tekanan harga bisa berkurang, namun jika sebaliknya, tren pelemahan berpotensi berlanjut.

Proyeksi Stok dan Produksi Minyak Sawit

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan berakhir di sekitar 1,7 juta ton metrik pada akhir tahun. Penurunan stok ini dipicu oleh perlambatan musiman produksi yang bersamaan dengan meningkatnya ekspor untuk memenuhi permintaan musim perayaan.

Prediksi ini menjadi salah satu faktor penopang harga jangka menengah. Jika stok turun sesuai perkiraan, potensi rebound harga minyak sawit tetap terbuka meskipun saat ini sedang berada dalam tren pelemahan jangka pendek. Pelaku pasar akan mencermati laporan MPOB berikutnya untuk memastikan apakah proyeksi penurunan stok ini terwujud.

Analisis Teknis Harga CPO

Secara teknikal, harga CPO diperkirakan dapat menguji support di level 4.366 ringgit per ton. Jika menembus di bawah level tersebut, harga berpotensi melemah ke kisaran 4.309–4.342 ringgit, menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao. Level support ini menjadi perhatian penting bagi pelaku pasar karena akan menentukan arah pergerakan harga selanjutnya.

Analis menilai, meskipun faktor fundamental saat ini mendukung pelemahan harga, potensi penguatan tetap ada jika permintaan ekspor membaik atau stok turun lebih tajam dari perkiraan. Oleh karena itu, pelaku pasar minyak sawit diminta tetap berhati-hati dalam mengambil posisi di tengah volatilitas harga.

Prospek Jangka Menengah

Meskipun dibuka lebih rendah untuk ketiga kalinya berturut-turut, kontrak acuan minyak sawit Malaysia masih berada di jalur kenaikan kuartalan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jangka pendek dari harga minyak nabati pesaing dan minyak mentah, sentimen pasar secara keseluruhan terhadap minyak sawit masih relatif positif dalam jangka menengah.

Faktor-faktor seperti perlambatan produksi musiman, peningkatan ekspor untuk memenuhi permintaan musim perayaan, serta melemahnya ringgit berpotensi menjadi penopang harga. Namun, pelaku pasar harus tetap memperhitungkan risiko dari pergerakan harga minyak nabati pesaing dan perkembangan pasar minyak mentah dunia.

Kondisi pasar minyak sawit saat ini menunjukkan dinamika yang kompleks. Harga dibuka melemah untuk sesi ketiga berturut-turut, dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak nabati pesaing dan minyak mentah, namun masih memiliki potensi kenaikan kuartalan. Faktor stok, ekspor, dan nilai tukar ringgit menjadi variabel yang akan menentukan arah harga ke depan. Bagi pelaku industri dan investor, memahami faktor-faktor ini menjadi kunci dalam mengambil keputusan strategis

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PGN Tingkatkan Keandalan Pasokan Gas Lewat Stasiun Bojonegara

PGN Tingkatkan Keandalan Pasokan Gas Lewat Stasiun Bojonegara

Penyebab dan Update Pemadaman Listrik Aceh 29 September 2025

Penyebab dan Update Pemadaman Listrik Aceh 29 September 2025

Astrindo Ungkap Strategi Batu Bara 2026 ke Jepang

Astrindo Ungkap Strategi Batu Bara 2026 ke Jepang

Harga Batu Bara Naik Didukung Kebijakan Energi Trump

Harga Batu Bara Naik Didukung Kebijakan Energi Trump

Harga BBM Pertamina Oktober 2025: Daftar Lengkap Terbaru

Harga BBM Pertamina Oktober 2025: Daftar Lengkap Terbaru