Saham PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) Melonjak pada Debut di Bursa Efek Indonesia
- Senin, 10 Maret 2025
_melonjak_pada_debut_di_bursa_efek_indonesia.jpeg)
JAKARTA - Pada Senin, 10 Maret 2025, PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), sebuah perusahaan kontraktor pertambangan nikel, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan ini menjadi emiten yang kesembilan di tahun 2025 yang terdaftar di pasar modal Indonesia. Langkah ini menandai momen bersejarah bagi MINE, yang bertujuan untuk memperkuat posisinya di pasar pertambangan nikel dan mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
MINE berhasil melepaskan 612,66 juta saham, yang setara dengan 15% dari total sahamnya, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran perdana ditetapkan sebesar Rp 216 per saham. Penawaran ini menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek, yang memastikan penjualan saham berjalan lancar.
Pada pembukaan perdagangan di BEI pukul 09.00 WIB, saham MINE langsung melesat hingga 25%, mencapai level Rp 270 per saham. Ini menandakan antusiasme investor dan keyakinan pasar terhadap prospek bisnis perusahaan di sektor pertambangan nikel yang memiliki masa depan cerah.
Sebagai bagian dari strategi ekspansinya, MINE menargetkan pengumpulan dana segar sebesar Rp 132,33 miliar dari IPO ini. Sekitar 48% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk belanja modal, khususnya pembelian alat berat baru yang akan mendukung kegiatan operasional dan meningkatkan produksi di PT Weda Bay Nickel (WBN). Selain itu, 11% atau Rp 14 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan, yang merupakan langkah strategis untuk memperluas infrastruktur perusahaan.
Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry, menekankan pentingnya pencatatan saham perdana ini sebagai momentum strategis untuk memperbesar skala bisnis dan meningkatkan kinerja finansial perusahaan. "Dana dari IPO ini diprioritaskan untuk belanja modal pembelian alat berat sebagai bagian dari ekspansi bisnis. Hal ini menangkap peluang lebih besar di sektor pertambangan nikel, mengingat potensi industri masih sangat besar," jelas Ivo dalam sambutannya di Main Hall BEI, Jakarta Selatan.
Secara fundamental, MINE telah menunjukkan kinerja yang memuaskan, sejalan dengan meningkatnya produktivitas usaha. Pada 31 Agustus 2024, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 1,36 triliun, meningkat sebesar 40,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp 968,05 miliar. Lonjakan pendapatan ini didorong oleh kenaikan total material movement dari penambangan nikel sebesar 47,0%, dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) pada 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm pada 31 Agustus 2024.
Keberhasilan pencatatan saham MINE juga mendapat perhatian dari Direktur BEI, I Nyoman Gede Yetna, yang menyampaikan apresiasinya atas pencapaian tersebut. Menurut Nyoman, keberhasilan MINE melantik di bursa adalah bukti bahwa perusahaan siap naik kelas, dan diharapkan mampu memanfaatkan pertumbuhan pasar modal serta ekonomi Indonesia.
Namun, Nyoman juga mengingatkan pentingnya mitigasi risiko di tengah ketidakpastian global. "Kami mengingatkan untuk melaksanakan bisnis yang beretika dan menjaga transparansi, sehingga trust dan confidence level terhadap perusahaan serta pasar modal kita akan meningkat," ujar Nyoman.
Dengan masuknya MINE ke bursa, potensi besar industri nikel diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan perusahaan ini. Ivo Wangarry menyatakan optimisme bahwa langkah ini adalah awal dari perjalanan baru yang penuh kesuksesan. "Semoga pencatatan saham MINE pada hari ini menjadi awal perjalanan baru yang penuh kesuksesan," tutup Ivo.
Pasar modal Indonesia kini kian menarik bagi perusahaan-perusahaan yang melihat peluang dalam menggalang dana publik untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka. MINE adalah contoh nyata dari bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan momentum pasar modal untuk mendukung ekspansi operasional dan peningkatan daya saing, khususnya dalam industri nikel yang terus berkembang.
Kepercayaan investor terhadap masa depan industri nikel di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi MINE, mengingat potensi besar yang ditawarkan oleh sektor pertambangan dan pengolahan nikel dalam beberapa tahun mendatang. Langkah ini juga sejalan dengan program hilirisasi industri nikel yang didorong oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. MINE, dengan pencatatan saham perdananya, siap melangkah lebih jauh untuk mencetak prestasi gemilang di masa mendatang.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025