Indeks MSCI Rebalancing: Saham BBRI, BMRI, ASII, dan UNTR di Titik Harga Termurah dalam 5 10 Tahun
- Senin, 03 Maret 2025

JAKARTA - Pada Jumat 28 Febriuari, investor pasar modal menyaksikan salah satu momen penting dalam kalender investasi, yaitu rebalancing Indeks MSCI. Indeks ini dikenal luas di kalangan investor global sebagai patokan penting dalam memilih dan menilai saham. Proses rebalancing ini tak hanya membawa pergerakan signifikan pada portofolio indeks, tetapi juga memberikan potensi investasi yang menarik, terutama ketika saham dari beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia berada pada harga terendahnya dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir.
Empat saham unggulan yang menjadi sorotan karena berada di harga termurah selama periode ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Informasi dari Syailendra Capital menyebutkan bahwa saham-saham ini, yang termasuk dalam Syailendra MSCI Value Indonesia Index Fund, sedang menawarkan valuasi yang sangat menarik bagi investor yang mencari peluang dalam iklim pasar yang dinamis.
Analisis Saham BBRI
Laporan keuangan terbaru dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menunjukkan penurunan laba bersih yang signifikan. Per Januari 2025, laba BBRI tercatat hanya Rp2 triliun, menyusut 58% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya pendapatan bunga sebesar 12% dan kenaikan beban provisi yang mencolok hingga 365%. Situasi ini menjadikan rasio harga saham BBRI terhadap laba (P/E) dan nilai buku (P/B) masing-masing pada level 8,87x dan 1,68x, lebih rendah dari rata-rata 5 tahun terakhir yang berturut-turut di 17,4x dan 2,5x.
Prospek Saham BMRI
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menampilkan kinerja keuangan yang lebih stabil, dengan laba bersih meningkat 4,5% secara tahunan dalam laporan Januari 2025. Likuiditas solid terlihat dari kenaikan dana pihak ketiga sebesar 15,1% dan perbaikan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) ke 93,7%. Valuasi saham BMRI juga menarik, terpantau pada rasio P/E 7,7x dan P/B 1,5x, lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun yang berturut-turut 12,3x dan 1,9x. Hal ini menjadikan saham BMRI salah satu yang paling menarik di playlist investasi saat ini.
Daya Tarik Saham ASII
Di sisi lain, PT Astra International Tbk (ASII) menghadapi variasi kinerja antar segmen bisnis. Laba bersih tahunan tercatat Rp34 triliun, yang masih tumbuh meski tipis pada tingkat 1%. Tiga segmen utama ASII menunjukkan kinerja yang beragam, dengan jasa keuangan tumbuh positif sementara segmen otomotif dan alat berat lebih tertekan. Momen ini menempatkan saham ASII pada valuasi P/E 5,5x, yang terendah dalam 10 tahun terakhir. Menurut pernyataan resmi manajemen, ASII juga berencana untuk membagikan dividen sebesar Rp308 per saham, menawarkan imbal hasil dividen sekitar 6,7%.
Valuasi Menarik Saham UNTR
Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) terbilang menantang dengan penurunan laba bersih sebesar 5,2% untuk tahun penuh 2024. Namun, valuasi saham dengan P/E 4,31x menunjukkan bahwa saham ini berada pada titik pembelian menarik bagi investor jangka panjang, di mana level ini merupakan yang termurah dalam kurun satu dekade terakhir.
Riset dari Syailendra Capital memprediksi bahwa keempat saham ini berpotensi memberikan imbal hasil dividen (dividend yield) yang kompetitif pada 2025, dengan mempertimbangkan skenario pembayaran dividen yang variatif. Dalam skenario terbaik, rasio dividen BBRI bisa mencapai 80% dengan yield 9,1%, BMRI di posisi 60% dengan yield 7,7%, ASII pada 62% dengan yield 11,4%, dan UNTR mencapai 40% pada 8,9%.
Platform Investasi Digital Bareksa
Dalam lanskap investasi yang semakin dinamis, Bareksa telah menghadirkan fitur investasi saham melalui kolaborasi dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia. Investor dapat memanfaatkan aplikasi Bareksa untuk mengakses berbagai macam produk investasi, termasuk saham, reksadana, dan Surat Berharga Negara, sehingga memungkinkan diversifikasi dalam satu platform digital yang terintegrasi.
Menghadapi perubahan besar dalam pasar saham, keputusan investasi harus dibuat dengan analisis yang cermat dan pemahaman risiko yang mendalam. Sementara indeks MSCI Rebalancing memberikan momentum positif, investor diingatkan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan semua variabel risiko sebelum melakukan transaksi. Semua keputusan investasi harus berdasarkan pada evaluasi pribadi dan membaca prospektus investasi yang tersedia.

Rapli
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025