Kamis, 11 September 2025

Smelter PT GNI Terancam Bangkrut: Wamen ESDM Tegaskan Hak Pekerja Harus Diprioritaskan

Smelter PT GNI Terancam Bangkrut: Wamen ESDM Tegaskan Hak Pekerja Harus Diprioritaskan
Smelter PT GNI Terancam Bangkrut: Wamen ESDM Tegaskan Hak Pekerja Harus Diprioritaskan

JAKARTA - Industri smelter nikel di Indonesia kembali mendapat sorotan khusus setelah adanya ancaman kebangkrutan yang menghantam PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), salah satu perusahaan besar yang beroperasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Situasi ini memanggil perhatian pemerintah, termasuk Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, yang menegaskan bahwa meskipun perusahaan berada dalam posisi sulit, hak-hak karyawan tidak boleh diabaikan.

Pertemuan dengan media yang diadakan dengan Yuliot Tanjung di Gedung Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia pada Senin, 24 Februari 2025, menyoroti pernyataan penting mengenai isu ini. "Setiap perusahaan pasti menghadapi masalah. Kami akan mencari tahu apakah masalah ini murni bisnis atau ada faktor lain," tegas Yuliot.

Pernyataan ini dilatarbelakangi berita bahwa perusahaan induk PT GNI, Jiangsu Delong Nickel Industry Co. yang berbasis di China, sedang mengalami kerugian besar. Kerugian ini diduga menjadi faktor utama dalam rencana penutupan smelter tersebut. Kondisi ini jelas memicu kekhawatiran bahwa pekerja di PT GNI terancam kehilangan pekerjaan tanpa mendapatkan kompensasi yang layak.

Aset dan Operasi Terhenti

Kondisi di lapangan semakin parah dengan adanya laporan bahwa beberapa peralatan berat yang dimiliki PT GNI kini menganggur, sejalan dengan penurunan produksi yang signifikan. Terhentinya pembayaran kepada pemasok lokal mengakibatkan kesulitan dalam pengadaan nikel, bahan utama yang digunakan dalam proses produksi smelter.

"Pabrik pemurnian tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi ini terus berlanjut," tulis sebuah laporan dari Bloomberg, yang mengindikasikan keadaan genting perusahaan tersebut.

Penurunan harga nikel global yang terus berlangsung sejak akhir 2022 menjadi salah satu faktor eksternal yang memperburuk situasi ini. Harga nikel yang anjlok mengakibatkan kebijakan produksi nikel yang lebih ketat di Indonesia, menambah tekanan bagi PT GNI.

Proyek Strategis Nasional yang Terancam

PT Gunbuster Nickel Industry merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mendapatkan investasi besar dari pemerintah. Sebagai salah satu dari tiga smelter yang diandalkan, PT GNI menghasilkan 13.650 ton feronikel dengan nilai ekspor hingga USD 23 juta, sekitar Rp347 miliar. Ancaman kebangkrutan PT GNI tidak hanya mengancam sumber pendapatan karyawan, tetapi juga dapat membawa dampak buruk bagi perekonomian Morowali Utara dan industri nikel nasional pada umumnya.

Melihat realitas ini, Wakil Menteri Yuliot menyatakan bahwa pemerintah akan memastikan PT GNI bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan hak-hak pekerja. "Mereka tidak bisa kabur begitu saja tanpa menyelesaikan kewajibannya," ujar Yuliot dengan menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam melindungi hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah Menjanjikan Evaluasi Lebih Lanjut

Bukan tanpa alasan pemerintah terlibat langsung dalam permasalahan ini. Selain dampak ekonomi yang bisa dirasakan secara luas, proyek ini juga menjadi salah satu simbol penguatan sektor hilirisasi tambang di Indonesia, yang diinisiasi sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ancaman terhadap keberlanjutan smelter ini menjadi tantangan besar yang perlu diatasi dengan strategi yang matang, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap kondisi PT GNI.

Yuliot menegaskan, "Kami akan mengevaluasi lebih lanjut masalah yang dihadapi PT GNI. Kami harus memastikan, apakah ada kendala yang bisa diatasi dengan kerjasama lebih intensif." Pemerintah tampaknya tidak akan tinggal diam melihat permasalahan ini berlalu tanpa solusi yang berarti.

Krisis dan Peluang untuk Recovery

Meskipun dihadapkan pada ancaman kebangkrutan, situasi ini bisa menjadi momen refleksi bagi semua pihak terkait, untuk mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Dari sisi pemerintah, keterlibatan dalam upaya penyelamatan industri strategis seperti smelter ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional, sekaligus tetap menjunjung hak-hak pekerja yang menjadi tulang punggung produksi dalam industri ini.

Komitmen dari sisi regulasi dan kebijakan juga akan menjadi pertimbangan penting agar industri smelter di Indonesia tidak hanya bertahan tetapi juga tumbuh lebih berkelanjutan. Tidak bisa dihindari bahwa krisis saat ini juga membawa peluang bagi perbaikan dan restrukturisasi yang lebih baik di masa depan.

Dengan segala upaya yang sedang dan akan dikerahkan, semua mata tertuju pada bagaimana langkah-langkah konkret ini dapat menumbuhkan harapan baru bagi PT GNI dan industri smelter di Indonesia pada umumnya. Semoga, dengan keterlibatan pemerintah dan kebijakan yang tepat, ancaman kebangkrutan dapat berubah menjadi peluang untuk pertumbuhan yang lebih baik.

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan

Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan

Sinergi Asperindo Dishub Perkuat Layanan Logistik Pontianak

Sinergi Asperindo Dishub Perkuat Layanan Logistik Pontianak

PLTS Hybrid PHR Permudah Belajar di SLB Rumbai

PLTS Hybrid PHR Permudah Belajar di SLB Rumbai

Balikpapan Tawarkan 5 Rumah Murah Strategis Dekat IKN

Balikpapan Tawarkan 5 Rumah Murah Strategis Dekat IKN

Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global

Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global