Lonjakan Harga Cabai Rawit di Tulungagung: Efek Cuaca Buruk dan Tradisi Megengan
- Rabu, 05 Maret 2025

JAKARTA - Dalam dua pekan terakhir, harga cabai rawit di tingkat petani Kabupaten Tulungagung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suyanto, mengungkapkan bahwa harga cabai rawit yang sebelumnya berada di sekitar Rp60.000 per kilogram kini melambung menjadi Rp85.000 per kilogram.
Cuaca Buruk dan Tingginya Permintaan: Kombinasi Penyebab Harga Meroket
Menurut Suyanto, kenaikan harga ini didorong oleh dua faktor utama: cuaca buruk yang memengaruhi produksi serta meningkatnya permintaan menjelang Ramadan, khususnya karena tradisi megengan. Tradisi megengan adalah kegiatan masyarakat Indonesia menjelang bulan Ramadan dengan menyajikan hidangan khusus yang memerlukan cabai sebagai salah satu bahan utama. Kebutuhan ini otomatis membuat permintaan cabai di pasaran meningkat tajam.
“Kenaikan ini dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan akibat cuaca serta meningkatnya permintaan, terutama karena tradisi megengan di awal Ramadan,” tutur Suyanto pada Selasa (4/3).
Dampak Curah Hujan Tinggi pada Produksi Cabai di Tulungagung
Curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir telah mengakibatkan penurunan produksi cabai. Tanaman cabai rawit, yang rentan terhadap kelebihan air, sering kali gagal panen jika terlalu banyak terkena air. “Jika terlalu banyak terkena air, cabai bisa mengalami keriting atau bahkan gagal panen. Ini yang menyebabkan hasil panen menurun,” jelas Suyanto.
Sebagai informasi, saat ini terdapat 36 hektare lahan cabai rawit di Tulungagung yang tersebar di sebelas kecamatan, termasuk Sumbergempol, Ngantru, Kalidawir, dan Pucanglaban. Setiap hektare lahan rata-rata menghasilkan sekitar tujuh ton cabai.
Harga Tingkat Konsumen Ikut Terdampak
Kondisi ini tak hanya berpengaruh pada harga di tingkat petani; pasar pun ikut merasakan imbasnya. Harga cabai rawit di pasar sekarang mencapai Rp100.000 per kilogram. “Lonjakan harga di tingkat petani tentu berdampak pada harga di pasaran,” sambung Suyanto.
Tulungagung Bukan Sentra Cabai, Namun Berperan Penting dalam Suplai Regional
Walaupun Tulungagung bukan daerah sentra produksi cabai di Indonesia, hasil panennya tetap memiliki peran penting dalam menyuplai daerah sekitar seperti Kediri dan Blitar. Namun, dengan kondisi cuaca seperti sekarang, pasokan cabai dari Tulungagung mengalami penurunan sehingga harga cabai rawit pun melonjak drastis.
Komparasi dengan Daerah Lain
Kenaikan harga cabai rawit di Tulungagung bukan kasus isolasi. Di Surabaya, misalnya, harga cabai rawit di pasar dapat menembus Rp120.000 per kilogram. Sementara itu, di daerah Situbondo, harga cabai rawit juga melonjak tajam hingga mencapai Rp80.000 sampai Rp110.000 per kilogram.
Pentingnya Manajemen Risiko untuk Mengurangi Kerugian
Suyanto menekankan pentingnya manajemen risiko dalam pertanian untuk meminimalisir kerugian akibat faktor cuaca. Penggunaan teknologi seperti rumah kaca atau plastik mulch dapat membantu petani mengontrol kelembapan tanah dan melindungi tanaman dari curah hujan berlebih. Petani juga didorong untuk mengikuti pelatihan dan seminar yang diadakan instansi pemerintah guna meningkatkan pengelolaan pertanian mereka di tengah tantangan iklim yang berubah-ubah.
Proyeksi ke Depan dan Harapan Petani
Sebagai langkah antisipatif, Suyanto berharap cuaca akan membaik dalam beberapa minggu ke depan agar produksi cabai dapat kembali normal dan harga dapat segera stabil. Petani juga diimbau untuk terus memantau kondisi tanaman dan menerapkan budidaya yang lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem.
“Harapan kita semua, semoga cuaca segera membaik sehingga produksi cabai dapat kita tingkatkan kembali dan harga bisa lebih terjangkau bagi konsumen,” tutup Suyanto.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, kolaborasi antara dinas pertanian, petani, dan pihak terkait sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan cabai di pasaran. Masyarakat juga diharapkan bisa lebih bijaksana dalam mengelola kebutuhan bahan pangan, terutama saat harga mengalami kenaikan tajam.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025