Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) di Indonesia Semakin Ketat, Perbankan Masuk ke Bisnis Paylater, Tantangan Baru Bagi Perusahaan Pembiayaan
- Rabu, 19 Maret 2025
_di_indonesia_semakin_ketat,_perbankan_masuk_ke_bisnis_paylater,_tantangan_baru_bagi_perusahaan_pembiayaan.jpg)
JAKARTA - Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater semakin populer di Indonesia dan telah menarik perhatian berbagai pemain di sektor keuangan. Pada awalnya, layanan ini didominasi oleh perusahaan pembiayaan, namun kini perbankan juga mulai merambah bisnis ini, yang diprediksi akan memperketat persaingan di pasar BNPL Indonesia. Masuknya perbankan dalam layanan BNPL tentunya menandai perubahan besar dalam industri ini dan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan pembiayaan.
Perbankan Mulai Masuki Bisnis BNPL, Tantangan Baru untuk Perusahaan Pembiayaan
Direktur Keuangan PT Akulaku Finance Indonesia, Aan Setiawandi, dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin (17/3) di Jakarta Pusat mengungkapkan bahwa kehadiran perbankan dalam bisnis paylater memberikan tantangan baru bagi perusahaan pembiayaan seperti Akulaku. Menurut Aan, salah satu keunggulan perbankan dalam bersaing di pasar BNPL adalah biaya dana (cost of fund) yang lebih rendah dibandingkan perusahaan pembiayaan. Hal ini membuat bank dapat menawarkan layanan BNPL dengan harga yang lebih kompetitif.
Baca Juga
“Masuknya perbankan ke bisnis paylater terjadi karena penetrasi layanan ini masih tergolong rendah, sehingga pangsa pasarnya masih luas. Selain itu, imbal hasil dari layanan BNPL lebih tinggi dibandingkan produk perbankan lainnya, membuat bank tertarik untuk terjun ke bisnis ini,” ujar Aan.
Dengan potensi pasar yang masih besar, bank-bank besar melihat peluang untuk memperluas bisnis mereka ke layanan BNPL. Namun, Aan menegaskan bahwa meskipun ada tantangan, Akulaku tetap optimistis dan fokus pada pengembangan produk serta segmen konsumen yang lebih spesifik untuk menjaga daya saing mereka di pasar BNPL.
Akulaku Finance Menyikapi Persaingan dengan Strategi Pengembangan Produk dan Segmen Konsumen
Untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat, terutama dari perbankan yang memasuki pasar BNPL, Akulaku Finance berencana untuk lebih fokus pada pengembangan produk yang lebih beragam serta memperdalam penetrasi ke segmen konsumen yang lebih spesifik. Salah satu strategi utama perusahaan adalah tetap mempertahankan fokus pada kebutuhan dasar dan ticket size yang lebih kecil.
Layanan paylater Akulaku banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan jumlah transaksi yang relatif kecil, rata-rata di bawah Rp 500 ribu. Menurut Aan, kebanyakan pelanggan Akulaku menggunakan layanan paylater untuk pembelian kebutuhan dasar seperti token listrik, pulsa, dan belanja kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Ticket size kami tidak besar karena kebanyakan digunakan untuk pembelian kebutuhan sehari-hari, seperti token listrik. Selain itu, kami juga melayani masyarakat yang kurang terjangkau layanan perbankan (less bankable), yang masih memiliki potensi besar," jelas Aan.
Dengan fokus pada konsumen yang belum terjangkau oleh layanan perbankan, Akulaku berusaha untuk mempertahankan relevansinya di pasar BNPL. Perusahaan ini juga berupaya memenuhi kebutuhan pasar yang masih luas dengan memberikan kemudahan akses untuk masyarakat yang ingin mendapatkan layanan finansial namun belum memiliki akses ke produk perbankan formal.
Layanan Paylater Sebagai Kontributor Terbesar Pembiayaan Akulaku
Pada 2024, Akulaku Finance menargetkan untuk menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 6 triliun, dan layanan BNPL diperkirakan akan menjadi kontributor terbesar dalam pencapaian target tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki Akulaku, produk BNPL menyumbang sekitar 92% dari total pembiayaan baru perusahaan pada tahun ini.
Strategi ini mencerminkan betapa dominannya layanan BNPL dalam peta bisnis Akulaku. Sebagai perusahaan yang memfokuskan diri pada produk finansial digital, Akulaku berkomitmen untuk menyediakan solusi pembiayaan yang lebih terjangkau dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Layanan paylater Akulaku mempermudah pelanggan untuk melakukan transaksi pembelian barang dan jasa tanpa perlu membayar di muka, melainkan melalui cicilan dengan bunga yang lebih rendah.
Regulasi dan Pengawasan OJK untuk Menjaga Keberlanjutan Pasar BNPL
Meningkatnya persaingan di pasar BNPL, terutama dengan masuknya perbankan, memerlukan pengawasan yang lebih ketat agar tidak menimbulkan risiko bagi konsumen maupun industri keuangan secara keseluruhan. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, dalam sebuah pertemuan tahunan di Jakarta Selatan pada Selasa (11/2), menyampaikan bahwa persaingan antara perbankan dan perusahaan pembiayaan di sektor BNPL tidak akan menjadi hambatan yang besar.
“Dalam sektor keuangan, terutama BNPL, terdapat segmen pasar masing-masing. Selain itu, potensi pasar BNPL juga masih terbilang luas,” ungkap Agusman.
OJK menilai bahwa baik perbankan maupun perusahaan pembiayaan memiliki target pasar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, meskipun terdapat persaingan, masing-masing pihak masih memiliki peluang untuk mengembangkan produk mereka dalam pasar BNPL. Agusman juga mengingatkan agar para penyedia layanan paylater tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan dan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam operasional mereka.
“Penyedia layanan BNPL harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent banking) agar bisa menjaga stabilitas keuangan di industri ini,” tegas Agusman.
Pertumbuhan Pembiayaan BNPL di Indonesia: Peningkatan Signifikan
Data OJK menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mengalami peningkatan yang signifikan. Pada Januari 2025, total penyaluran pembiayaan BNPL tercatat sebesar Rp 7,12 triliun, meningkat 41,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada persaingan yang semakin ketat, pasar BNPL di Indonesia masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat besar.
Menatap Masa Depan Layanan BNPL di Indonesia
Dengan semakin ketatnya persaingan antara perbankan dan perusahaan pembiayaan, Akulaku Finance dan pemain lainnya di sektor BNPL perlu terus berinovasi dan menyesuaikan strategi bisnis mereka agar tetap kompetitif. Fokus pada produk yang lebih terjangkau dan memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terjangkau oleh layanan perbankan bisa menjadi kunci sukses untuk perusahaan pembiayaan dalam menghadapi tekanan kompetisi ini.
Sementara itu, peran OJK sebagai pengawas di industri ini sangat penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan sektor BNPL tetap beriringan dengan prinsip kehati-hatian serta perlindungan bagi konsumen. Seiring dengan terus berkembangnya pasar BNPL, pemangku kepentingan di industri ini diharapkan dapat terus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang sehat dan berkelanjutan.
Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) telah mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia, dengan semakin banyaknya pemain yang terlibat, baik itu perusahaan pembiayaan maupun perbankan. Meski kompetisi semakin ketat, Akulaku Finance tetap optimis dengan mempertahankan fokus pada segmen konsumen yang lebih terjangkau dan terus mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan pasar BNPL yang masih luas, potensi pertumbuhan sektor ini sangat besar, namun pengawasan yang hati-hati dari OJK tetap diperlukan untuk menjaga keberlanjutan dan stabilitas industri keuangan digital di Indonesia.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025