Rabu, 10 September 2025

Aksi Ibu-Ibu di Batu Kajang Hadang Truk Batu Bara, Sorot Konflik Berkepanjangan dengan Hauling Batu Bara

Aksi Ibu-Ibu di Batu Kajang Hadang Truk Batu Bara, Sorot Konflik Berkepanjangan dengan Hauling Batu Bara
Aksi Ibu-Ibu di Batu Kajang Hadang Truk Batu Bara, Sorot Konflik Berkepanjangan dengan Hauling Batu Bara

JAKARTA - Aksi berani sekelompok ibu-ibu di Batu Kajang kembali mencuri perhatian publik. Dalam sebuah video yang viral, terlihat sejumlah emak-emak melakukan aksi sweeping terhadap truk bermuatan batu bara yang melintas di jalan raya. Aksi tersebut mencerminkan ketegangan yang semakin memuncak antara masyarakat setempat dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas hauling batu bara.

Video yang beredar luas menunjukkan sekelompok ibu-ibu menghadang truk berplat nomor DA 8535 HG, yang sedang mengangkut batu bara. Bahkan, beberapa dari mereka nekat naik ke atas truk untuk memeriksa muatan yang dibawanya. Salah satu ibu dalam video itu terdengar mengonfirmasi isi truk dengan suara tegas, “Batu bara nah,” mengindikasikan bahwa muatan truk tersebut memang batu bara, yang menjadi sumber ketegangan tersebut.

Aksi ini menjadi sorotan publik, mengingat sebelumnya warga Batu Kajang sudah beberapa kali menyuarakan penolakan terhadap aktivitas hauling batu bara yang kerap melintas di jalan umum, yang dianggap melanggar aturan yang ada.

Baca Juga

Maher Zain Akan Gelar Konser di Tiga Kota Besar Indonesia pada November 2025

Konflik Berkepanjangan dan Protes Warga Terhadap Hauling Batu Bara

Aksi sweeping oleh para ibu ini diduga merupakan kelanjutan dari konflik yang sudah berlangsung lama antara masyarakat setempat dan aktivitas hauling batu bara. Warga Batu Kajang sudah lama menuntut agar angkutan batu bara tidak melintasi jalan umum, terutama sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012, yang melarang penggunaan jalan raya oleh kendaraan angkutan batu bara.

Menurut warga, truk-truk yang mengangkut batu bara menyebabkan banyak kerusakan pada jalan dan seringkali menimbulkan kecelakaan. Tidak hanya itu, angkutan batu bara juga dinilai mengganggu ketenangan warga karena jumlah truk yang sangat banyak dan terus melintas di jalan utama.

Konflik antara warga dengan angkutan batu bara bukanlah hal baru. Sebelumnya, sejumlah insiden ricuh bahkan terjadi akibat protes warga terhadap kegiatan ini. Salah satunya adalah insiden pada akhir tahun 2024, di mana terjadi penyerangan terhadap posko tolak hauling batu bara yang menewaskan seorang korban jiwa. Insiden ini menambah ketegangan yang sudah lama terpendam dan semakin memperburuk hubungan antara warga dengan pihak yang terkait dengan industri batu bara.

Pemerintah Daerah dan Pengawasan Hauling Batu Bara

Pemerintah daerah setempat juga telah merespons permasalahan ini dengan membuat kebijakan melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012. Kebijakan tersebut mengatur bahwa angkutan batu bara tidak boleh menggunakan jalan umum. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas jalan, mencegah kecelakaan, serta meminimalkan gangguan yang ditimbulkan oleh truk batu bara terhadap aktivitas masyarakat.

Namun, meskipun sudah ada peraturan yang jelas, praktik di lapangan masih menunjukkan adanya pelanggaran terhadap aturan tersebut. Banyak truk batu bara yang tetap melintas di jalan raya meskipun seharusnya mereka hanya boleh menggunakan jalur khusus atau rute yang sudah disediakan.

Salah satu masalah utama adalah pengawasan yang belum maksimal. Meskipun pihak berwenang sudah membuat regulasi dan menetapkan aturan, namun implementasi di lapangan seringkali tidak berjalan sesuai harapan. Akibatnya, warga yang merasa dirugikan oleh keberadaan truk batu bara terus melakukan protes dan menuntut penegakan hukum yang lebih tegas.

Tantangan Keamanan dan Infrastruktur Jalan

Selain masalah hukum, keberadaan truk batu bara yang melintas juga menambah tantangan bagi infrastruktur jalan di Batu Kajang dan sekitarnya. Jalan-jalan yang digunakan untuk mengangkut batu bara seringkali mengalami kerusakan parah akibat beban berat truk yang terus-menerus melintas. Hal ini memperburuk kualitas jalan yang sudah terbatas dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama pada malam hari atau saat kondisi cuaca buruk.

Truk-truk batu bara yang tidak jarang melintasi jalan dengan kecepatan tinggi juga sering menimbulkan potensi kecelakaan. Tabrakan antara truk dengan kendaraan pribadi atau sepeda motor sering terjadi, menyebabkan kerugian materiil hingga korban jiwa. Hal ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada antara warga dengan pengusaha batu bara.

Sebagai respons terhadap protes ini, beberapa perusahaan batu bara yang terlibat dalam aktivitas hauling sudah mulai mencari solusi alternatif. Salah satunya adalah dengan membangun jalur transportasi khusus batu bara yang tidak melibatkan jalan umum. Namun, implementasi dari solusi tersebut belum sepenuhnya terealisasi, dan hingga kini truk batu bara masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Batu Kajang.

Dukungan dan Keterlibatan Warga dalam Aksi Protes

Aksi sweeping yang dilakukan oleh para ibu-ibu di Batu Kajang menunjukkan bahwa masalah ini sudah menyentuh kehidupan sehari-hari warga setempat. Warga merasa bahwa mereka memiliki hak untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan di lingkungan mereka, dan mereka tidak akan tinggal diam jika kegiatan yang merugikan mereka terus berlangsung. “Kami sudah cukup lama bersabar, tapi tidak ada perubahan signifikan. Kami harus bertindak untuk melindungi keselamatan kami,” ungkap salah seorang warga yang turut serta dalam aksi tersebut.

Tidak hanya di Batu Kajang, protes terhadap angkutan batu bara juga terjadi di beberapa daerah lain yang mengalami masalah serupa. Masyarakat menuntut agar pemerintah dan perusahaan batu bara lebih serius dalam menangani masalah ini, dengan memberikan solusi yang adil dan tidak merugikan warga setempat.

Kesimpulan: Menunggu Penegakan Hukum yang Tegas

Aksi sweeping yang dilakukan oleh emak-emak di Batu Kajang merupakan bukti bahwa ketegangan terkait aktivitas hauling batu bara di daerah tersebut semakin meningkat. Masyarakat setempat, terutama para ibu-ibu yang langsung merasakan dampaknya, merasa perlu untuk bertindak demi keselamatan dan kenyamanan mereka. Peraturan Daerah yang ada sudah jelas mengatur tentang pembatasan angkutan batu bara di jalan umum, namun implementasi dan pengawasan terhadap peraturan tersebut masih perlu diperbaiki.

Dengan adanya ketegangan yang terus berlanjut, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih serius dalam menegakkan hukum, memperbaiki infrastruktur jalan, dan mencari solusi jangka panjang yang menguntungkan semua pihak, baik warga, perusahaan batu bara, maupun pemerintah. Tanpa adanya penyelesaian yang komprehensif, konflik ini berpotensi semakin memanas dan berujung pada kerusuhan lebih lanjut.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman