Chand Parwez Apresiasi Rotterdam Film Festival, Bukti Pengakuan Dunia terhadap Film Indonesia

Chand Parwez Apresiasi Rotterdam Film Festival, Bukti Pengakuan Dunia terhadap Film Indonesia

JAKARTA - Industri film Indonesia terus menunjukkan taringnya di kancah internasional. Baru-baru ini, produser film papan atas Indonesia, Chand Parwez, mengungkapkan kebanggaannya atas apresiasi yang diterima film Indonesia di Rotterdam Film Festival. Menurutnya, festival ini memberikan jendela besar bagi para sineas lokal untuk dikenal lebih luas di dunia internasional. Momentum ini menjadi bukti pengakuan dunia terhadap kualitas dan keunikan film Indonesia.

Pengakuan Berharga di Rotterdam Film Festival ke-54

Pada acara Taklimat Media yang diadakan untuk merayakan keberhasilan Delegasi Indonesia di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025, Chand Parwez berbagi pengalamannya di gedung A Kemendikbud Ristek, Sudirman, Jakarta. "Tahun ini malah ada dua film Indonesia yang diputar di Rotterdam. Keduanya adalah Sehidup Semati karya Mbak Upi dan Perangkota, yang saya terlibat di dalamnya bersama Mbak Mouly," ujarnya dengan rasa bangga yang terpancar.

Rotterdam Film Festival ke-54 yang berlangsung tahun ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Parwez dan sineas tanah air lainnya. Ia menyebut kota Rotterdam sebagai kota yang ramah, dengan programmer, kontributor, dan relawan festival yang menunjukkan penghargaan tinggi terhadap film Indonesia. "Semua melihat Indonesia dengan penuh respect dan penghormatan yang luar biasa. Ini sesuatu yang menjadi kebanggaan kami bisa hadir di Rotterdam, festival film yang sudah berusia 54 tahun," tambahnya.

Kesuksesan Sehidup Semati: Dari Pasar Lokal ke Festival Internasional

Salah satu sorotan menarik dalam festival ini adalah film Sehidup Semati. Meskipun kurang berhasil di pasar Indonesia, film ini justru mendapat perhatian dan respons positif di Rotterdam. Hal ini ditandai dengan adanya lima programmer film Eropa yang langsung meminta agar Sehidup Semati dibawa dan ditayangkan di festival-festival lain di Eropa. Kejadian ini menunjukkan bahwa apresiasi terhadap karya seni tidak selalu dapat diukur dari keberhasilan di pasar lokal. "Ini adalah bukti kuat bahwa karya yang bagus akan menemukan jalannya sendiri kepada audiens yang benar-benar menghargainya," ujar Parwez.

Film sebagai Wakil Identitas dan Citra Budaya Indonesia

Chand Parwez menyoroti pentingnya festival seperti Rotterdam Film Festival bukan hanya sebagai ajang unjuk gigi pasar film, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan identitas budaya Indonesia ke mata dunia. Menurutnya, festival film adalah platform yang luar biasa untuk memamerkan karya seni yang membawa citra positif bangsa. "Festival bukan hanya tentang pasar, tetapi tentang kebanggaan terhadap karya yang membawa citra positif bangsa," jelasnya lebih lanjut.

Dengan kehadiran film Indonesia di Rotterdam Film Festival, diharapkan semakin banyak karya lokal yang dapat menembus pasar internasional, memperkuat perfilman Indonesia di kancah dunia, dan semakin banyak sineas muda yang termotivasi untuk berkarya. Momen ini juga menandai tonggak sejarah penting bagi film Indonesia untuk terus berinovasi dan mengeksplorasi kearifan lokal yang dapat dipersembahkan ke pentas global.

Harapan Masa Depan Perfilman Indonesia

Melihat respon positif dari Rotterdam, Parwez optimis terhadap masa depan film Indonesia. Ia berharap bahwa kesuksesan ini akan membuka pintu bagi lebih banyak sineas lokal untuk berpartisipasi di festival-festival lain di seluruh dunia. "Kita harus percaya diri dengan keunikan yang kita miliki. Film Indonesia punya banyak cerita untuk disampaikan, dan ini baru permulaan," tutup Chand Parwez.

Rotterdam Film Festival 2025 menandai era baru dalam perfilman Indonesia, di mana kolaborasi internasional dan saling pengertian budaya bisa semakin diperkuat. Dengan terus berkarya dan memberdayakan sineas tanah air, Chand Parwez dan para sineas lainnya optimis bahwa masa depan perfilman Indonesia akan semakin cerah dan diakui secara global.