Mengenal Akar Masalah GTM pada Anak, Dokter: Solusi Efektif Tanpa Distraksi
- Rabu, 19 Februari 2025

JAKARTA - Aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada anak-anak semakin menjadi perhatian bagi banyak orang tua. Kebiasaan menolak makan ini sering kali membuat orang tua merasa khawatir dan bingung menghadapi situasi tersebut. Dokter spesialis anak, Dimple Nagrani, menekankan pentingnya mencari akar penyebab GTM dibandingkan memberikan distraksi saat makan seperti menonton video di gawai atau mengajak anak berkeliling kompleks.
"Solusinya harus kita sesuaikan dengan penyebabnya," ujar Dimple dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta. Menurutnya, memberikan distraksi dengan perangkat elektronik atau aktivitas lainnya hanya akan mengalihkan perhatian anak dari esensi makan itu sendiri, mengurangi kesempatan anak untuk mempelajari aroma, tekstur, dan cara makan yang benar.
Strategi mendistraksi ini, meski sering dipandang sebagai solusi praktis, berpotensi membawa dampak jangka panjang yang buruk. "Jangan karena anak enggak mau makan, kita kasih gadget atau ajak keliling kompleks. Cari dulu penyebab utama kenapa anak tidak mau makan," lanjut Dimple.
Bahkan, kebiasaan mendistraksi anak saat makan bisa memicu gangguan sensori selama anak berada di sekolah. Anak cenderung menjadi kewalahan ketika tiba-tiba menyadari bahwa mereka sedang makan jika sering diberikan screen time. "Kalau sering diberikan screen time, mohon hentikan mulai sekarang," ujarnya menambahkan, sementara mengutip Antara.
Memahami Penyebab GTM Melalui Tiga Metode
Mengetahui penyebab GTM pada anak dapat dibantu dengan menerapkan tiga metode praktis. Pertama, memastikan anak memiliki jadwal makan teratur yaitu setiap 2-3 jam sekali. "Waktu 2 sampai 3 jam itu bukan buatan manusia, tapi dari sananya. Kita harus beri waktu untuk perut mencerna makanan atau susu hingga kosong sebelum makan berikutnya bisa dicerna," jelas Dimple.
Metode berikutnya adalah mengenali sinyal lapar dan kenyang pada anak. Penting untuk membiasakan anak untuk makan ketika mereka benar-benar merasa lapar. Ini tidak hanya mendukung pola makan sehat tetapi juga membantu membangun kebiasaan makan yang lebih baik sejak usia dini.
Terakhir, Dimple menyarankan agar orangtua lebih memahami preferensi makanan anak. Beberapa anak mungkin memiliki kepekaan terhadap jenis makanan tertentu baik dari segi tekstur maupun rasa. Dalam situasi ini, adaptasi makanan sesuai preferensi anak bisa menjadi solusi efektif.
Para ahli lainnya juga menyarankan agar anak tidak dibiasakan dengan kebiasaan makan di depan layar digital. Sebab, selain mengganggu fokus, aktivitas ini bisa merusak pola makan sehat anak dan akhirnya pada tahap lanjut bisa menyebabkan masalah kesehatan lain seperti obesitas.
Dampak Jangka Panjang dari Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat
Kebiasaan makan diiringi distraksi seperti layar gadget tidak hanya berdampak pada pola makan tetapi dapat berlanjut menjadi risiko kesehatan jangka panjang. Fenomena GTM yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan anak memiliki hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Dalam jangka panjang, ini dapat memicu gangguan pola makan, keengganan terhadap jenis makanan tertentu, dan masalah perkembangan lainnya.
Menurut Dimple, salah satu tujuan utama dalam memperbaiki GTM adalah membantu anak membangun pola makan yang lebih mandiri dan fokus. Menanamkan pemahaman bahwa waktu makan adalah waktu khusus dan penting, tanpa adanya distraksi, bisa menjadi investasi besar bagi masa depan kesehatan anak.
"Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk bersikap tenang dan jeli dalam memahami kondisi anak. Pelan-pelan kenalkan makanan baru atau bentuk penyajian makanan tanpa memaksa," sarannya.
Pengetahuan dan Edukasi: Kunci Mengatasi GTM
Edukasi terhadap orangtua dan pengasuh menjadi komponen esensial dalam menangani GTM. Memahami tahap perkembangan anak, kebutuhan nutrisinya, serta aspek psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan dapat membantu mengatasi masalah ini dengan lebih efektif.
Sebagai langkah penutup, Dimple menggarisbawahi pentingnya peran orangtua dalam menciptakan lingkungan makan yang positif dan menyenangkan bagi anak. Hal ini melibatkan upaya untuk membangun komunikasi yang efektif, mengurangi tekanan saat makan, dan mendorong anak untuk mendengarkan sinyal tubuh mereka sendiri.
"Dalam mengatasi GTM, kerjasama keluarga sangat penting. Bersama-sama mencari solusi dan saling mendukung akan mempercepat proses adaptasi pola makan yang sehat pada si kecil," tutup Dimple dengan penuh optimisme.
Dengan menerapkan strategi yang tepat dan menghindari distraksi yang kurang produktif, orangtua dapat membantu anak melewati fase GTM, melahirkan kebiasaan makan yang lebih baik, dan menjaga kesehatan anak dalam jangka panjang.

Regan
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025