Senin, 08 September 2025

Nasib Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci): Tantangan dan Evaluasi Menyambut Masa Depan Pembangunan Infrastruktur

Nasib Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci): Tantangan dan Evaluasi Menyambut Masa Depan Pembangunan Infrastruktur
Nasib Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci): Tantangan dan Evaluasi Menyambut Masa Depan Pembangunan Infrastruktur

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia terus berlanjut seiring dengan kebutuhan akan transportasi yang lebih efisien dan terjangkau. Salah satu proyek jalan tol yang saat ini sedang menjadi perhatian publik adalah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis, atau lebih dikenal dengan Tol Getaci. Proyek ini semula direncanakan membentang hingga Cilacap, namun kini mengalami beberapa perubahan dan tantangan yang cukup signifikan.

Konsorsium Hingga Dukungan APBN: Hambatan di Tengah Jalan
Nasib proyek pembangunan Tol Getaci mulai menjadi perhatian publik sejak akhir tahun 2023. Keadaan ini didorong oleh mundurnya salah satu konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya memenangkan tender. Kondisi tersebut memicu perlunya pelaksanaan tender ulang pada tahun 2024. Ironisnya, konsorsium yang muncul dalam tender ulang ini tidak berhasil lolos prakualifikasi, sehingga menambah kompleksitas situasi yang ada.

Tidak berhenti di situ, kabar terbaru tentang evaluasi ulang proyek Tol Getaci kini tengah beredar. Proyek yang awalnya berada di bawah skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini menghadapi tantangan besar terkait dengan kebutuhan dukungan konstruksi (dukon) yang cukup signifikan, yang berarti memerlukan suntikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Evaluasi Kebijakan: Tantangan Dukungan Konstruksi
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Kompas.com, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Rachman Arief Dienaputra, menyampaikan, "Kemarin saya lapor Pak Menteri, saat ada kebutuhan dukon yang cukup besar itu harus kita evaluasi dulu karena kita alokasinya sekarang sangat terbatas, apakah dimungkinkan dukonnya Rp 4 triliun-Rp 5 triliun," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa proyek Tol Getaci memerlukan alokasi dukungan dari APBN yang cukup substansial. Hal ini menimbulkan pertanyaan hingga kapan proyek ini bisa berjalan tanpa kepastian dan stabilitas pendanaan yang jelas.

Bentang Geografis yang Menantang
Tol Getaci dianggap menantang karena lokasinya yang berada di area pegunungan, khususnya di antara Bandung dan Garut. Rachman Arief menambahkan, "Lebih, Karena Bandung-Garut yang paling mahal. Bandung-Garut itu konstruksinya yang paling mahal karena Lokasinya. Kita evaluasi terus, makanya BPJT nanyain. Nanti saya koordinasi dengan Pak Dirjen Binamarga Untuk nanya ke Pak Menteri, Pak ini kira-kira go or no go?"

Ini menegaskan bahwa faktor geografis turut menjadi pertimbangan penting yang mempengaruhi kalkulasi biaya dan waktu penyelesaian proyek. Dengan medan yang sulit, biaya konstruksi meningkat, serta metode teknik dan teknologi yang digunakan harus lebih canggih dan presisi.

Perubahan Rencana Panjang Tol
Pada awalnya, Tol Getaci dirancang untuk membentang sepanjang 206,65 kilometer hingga ke Cilacap. Namun, sejalan dengan evaluasi dan pembatasan anggaran, pemerintah memutuskan untuk memangkas panjang tol ini menjadi hanya 108 kilometer, dengan titik akhir di Ciamis. Keputusan ini menandai perubahan signifikan dalam cakupan proyek, serta mengindikasikan adanya pergeseran prioritas atau strategi dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Implikasinya bagi Masyarakat Setempat
Rencana pembangunan Tol Getaci telah menyita perhatian tidak hanya dari segi teknis dan kebijakan, namun juga dari masyarakat yang terdampak secara langsung. Sebanyak 28 desa di enam kecamatan di Kabupaten Bandung akan terkena dampak proyek tol ini. Dukungan dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat terlibat serta langkah tepat dalam pembebasan lahan menjadi krusial untuk melancarkan proses pembangunan ini.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur

AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur

Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang

Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang

Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik

Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik

Skrining BPJS Bantu Deteksi Dini Kesehatan Peserta

Skrining BPJS Bantu Deteksi Dini Kesehatan Peserta

Mobil Listrik GAC Hadirkan Inovasi Ramah Lingkungan

Mobil Listrik GAC Hadirkan Inovasi Ramah Lingkungan