Senin, 08 September 2025

Produk Investasi Berbasis ESG Semakin Diminati di Pasar Modal Indonesia

Produk Investasi Berbasis ESG Semakin Diminati di Pasar Modal Indonesia
Produk Investasi Berbasis ESG Semakin Diminati di Pasar Modal Indonesia

Environmental, Social, and Governance (ESG) kini menjadi komponen penting dalam strategi investasi, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran pelaku pasar terhadap pentingnya investasi berkelanjutan. Berdasarkan keterangan dari Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, produk investasi berbasis ESG telah menunjukkan pertumbuhan signifikan di pasar modal Indonesia.

Jeffrey menyatakan bahwa ESG tidak lagi sekadar elemen pelengkap dalam investasi, melainkan sudah menjadi inti dalam pengambilan keputusan investasi para investor. "ESG sekali lagi tidak hanya dipandang sebagai aspek yang baik untuk dimiliki, tetapi menjadi aspek penting dalam strategi pengambilan keputusan investasi," ungkap Jeffrey di Main Hall BEI, Jakarta.

Sejak beberapa tahun terakhir, produk berbasis ESG seperti Efek Bersifat Utang atau Sukuk (EBUS) berwawasan lingkungan sudah memperlihatkan lonjakan yang signifikan. Pada tahun 2025 ini, penerbitan EBUS berbasis ESG di BEI telah mencapai angka sekitar Rp 24 triliun. Tidak hanya itu, nilai aset kelolaan dari reksadana dan Exchange Traded Fund (ETF) bertema ESG mengalami pertumbuhan pesat hingga 211 kali lipat.

Dari tahun 2015 hingga 2024, tercatat pertumbuhan produk investasi berbasis ESG meningkat 25 kali lipat. "Itu menunjukkan peningkatan permintaan yang luar biasa terhadap produk investasi yang mengintegrasikan aspek ESG," tambah Jeffrey.

Dalam upaya mendukung pertumbuhan ini, BEI berkomitmen untuk terus mendorong inisiatif ESG di industri pasar modal. Salah satu strategi BEI adalah menjadi bagian dari UN Sustainable Stock Exchanges Initiative (UN SSI) dan mengikuti rekomendasi yang ditetapkan oleh inisiatif tersebut. BEI juga telah meluncurkan lima indeks berbasis ESG yang aktif di pasar modal Indonesia.

"Selain itu, kami aktif melakukan koordinasi terkait pengembangan keberlanjutan bersama bursa di kawasan ASEAN dalam forum ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem," ujar Jeffrey. Upaya ini diharapkan dapat mendorong perkembangan ekosistem investasi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Mengantisipasi kebutuhan akan dekarbonisasi, BEI meluncurkan Net Zero Incubator pada tahun 2024. Program ini dirancang untuk membantu perusahaan yang tercatat di BEI dalam menjalankan strategi dekarbonisasi melalui berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi terkait pengembangan kapasitas.

Melalui Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon, yang mulai beroperasi sejak 11 Februari 2025, perdagangan produk-produk karbonsudah mencapai nilai transaksi senilai Rp 70,85 miliar. Dengan volume perdagangan mencapai 1.414.629 dan frekuensi sebanyak 204 kali, IDX Carbon memperlihatkan performa yang cukup baik di pasar. "Kita sudah punya IDX Carbon dan perdagangannya cukup baik, tetapi kita berharap ini bisa terus tumbuh dengan dukungan seluruh stakeholder yang ada," ungkap Jeffrey.

Dengan segala upaya yang dilakukan, BEI berharap momentum investasi berkelanjutan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. "Upaya ini tak hanya mendukung pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan di Indonesia tapi juga berkontribusi terhadap Net Zero Emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat," tutup Jeffrey.

Peningkatan minat terhadap produk investasi berbasis ESG menunjukkan adanya pergeseran paradigma di kalangan investor, yang kini mulai memasukkan elemen keberlanjutan sebagai bagian integral dari portofolio mereka. Seiring dengan komitmen global untuk mencapai Net Zero Emission, produk-produk investasi yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola akan semakin relevan dan diminati. Dengan demikian, Indonesia berpeluang untuk menjadi pemimpin dalam penyediaan produk investasi berkelanjutan di pasar internasional, berkat dukungan kuat dari para pelaku pasar dan kebijakan progresif yang diambil oleh Bursa Efek Indonesia.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025 Permudah UMKM Raih Modal

KUR BCA 2025 Permudah UMKM Raih Modal

Mudahnya Akses KUR BNI September 2025

Mudahnya Akses KUR BNI September 2025

Saldo Minimum Jadi Syarat Prioritas Bank Ternama

Saldo Minimum Jadi Syarat Prioritas Bank Ternama

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat