Rabu, 08 Oktober 2025

Rukun Raharja (RAJA) Proyeksikan Laba Bersih Tumbuh 20 Persen

Rukun Raharja (RAJA) Proyeksikan Laba Bersih Tumbuh 20 Persen
Rukun Raharja (RAJA) Proyeksikan Laba Bersih Tumbuh 20 Persen

JAKARTA - PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) tengah menunjukkan langkah strategis untuk memperkuat kinerja keuangan di tengah dinamika pasar energi.

Proyeksi laba bersih RAJA tahun ini diperkirakan naik dua digit, didorong oleh akuisisi strategis, kemitraan jangka panjang, dan investasi di sektor energi baru dan terbarukan. Langkah-langkah tersebut dipandang mampu menjaga arus kas stabil, memperkuat posisi di sektor migas dan logistik lepas pantai, sekaligus memanfaatkan peluang transisi energi nasional.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, menilai pertumbuhan pendapatan RAJA sepanjang semester I/2025 yang mencapai 3,3% year on year (YoY) dan laba kotor naik 4,8% YoY mencerminkan margin yang solid meski dihadapkan pada tekanan pasar. 

Baca Juga

Jadwal Pelayaran Pelni KM Nggapulu Oktober 2025 Terbaru

Faktor utama pendukung proyeksi laba bersih dua digit tahun ini adalah akuisisi 49% saham PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera (HDS). Akuisisi ini memperluas jangkauan RAJA di sektor infrastruktur energi midstream Indonesia, khususnya pada layanan engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) lepas pantai.

“RAJA memperdalam kolaborasi dengan PTRO melalui akuisisi bersama Hafar Group, memperluas jangkauan ke sektor logistik lepas pantai dan layanan EPCI. Kemitraan ini memberikan RAJA akses pada keahlian teknis, modal, serta peluang proyek baru sekaligus memperkuat kredibilitas RAJA di pasar energi dan logistik kelautan,” kata Irsyady.

Selain akuisisi strategis, pilar utama RAJA yang mendukung pertumbuhan adalah pendapatan kontrak jangka panjang, dengan durasi kontrak antara 10–30 tahun. Beberapa kemitraan utama antara lain: PetroChina di Blok Jabung (kontrak 20 tahun, sisa 19 tahun), Pertagas untuk pipa minyak (20 tahun, sisa 17 tahun), ExxonMobil di Blok Cepu (30 tahun, sisa 11 tahun), serta kerja sama dengan Sinarmas Group untuk pasokan gas (10 tahun). “Kontrak-kontrak ini memastikan arus kas yang stabil dan mengurangi paparan RAJA terhadap volatilitas harga energi,” tambah Irsyady.

RAJA juga mengembangkan investasi di sektor energi bersih, termasuk pabrik blue ammonia, fasilitas regasifikasi LNG, dan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik. Investasi ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menargetkan tambahan kapasitas pembangkit 70 gigawatt (GW), dengan 72% berasal dari energi baru terbarukan (EBT). 

Total kebutuhan investasi sektor listrik diperkirakan mencapai Rp2.800 triliun, di mana sektor swasta berperan besar dalam pembangkitan, sementara PLN mengelola transmisi dan distribusi. “Langkah ini tidak hanya membuka peluang pertumbuhan baru tetapi juga menjadi lindung nilai terhadap penurunan ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional,” tulis riset Henan Putihrai.

Dengan potensi pertumbuhan tersebut, analis Henan Putihrai memproyeksikan laba bersih RAJA tahun ini mencapai US$35 juta, meningkat 20,27% YoY dibanding laba bersih 2024 sebesar US$29,1 juta. Untuk 2026, laba bersih diperkirakan naik 13,42% YoY menjadi US$39,7 juta. Estimasi pertumbuhan laba ini sejalan dengan proyeksi pendapatan, yang diperkirakan mencapai US$265,5 juta tahun ini, naik 4,3% dari US$254,5 juta pada 2024, dan naik 0,7% menjadi US$267,4 juta pada 2026.

Merujuk laporan keuangan semester I/2025, RAJA membukukan pendapatan US$127,63 juta, naik 3,33% YoY dari US$123,51 juta pada semester I/2024. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari penjualan gas sebesar US$70,2 juta, lifting migas US$25,15 juta, dan jasa penyaluran minyak dari kerja sama operasi US$16,98 juta. Sementara itu, beban pokok pendapatan mencapai US$89,97 juta, beban umum dan administrasi US$11,18 juta, beban keuangan US$4,73 juta, dan beban pajak penghasilan bersih US$8,69 juta.

Di sisi laba bersih, RAJA mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,35 juta pada semester I/2025, menurun 20,57% YoY dari US$14,29 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini dikompensasi oleh prospek pertumbuhan jangka panjang yang lebih solid berkat kontrak jangka panjang, akuisisi strategis, dan ekspansi ke energi bersih.

Secara keseluruhan, langkah strategis RAJA—melalui akuisisi saham HDK dan HDS, kolaborasi dengan PTRO, kontrak jangka panjang, serta investasi di energi baru dan terbarukan—diharapkan dapat menopang pertumbuhan laba bersih dua digit tahun ini dan memastikan arus kas yang lebih stabil di masa depan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jadwal Kereta Bandara YIA ke Stasiun Tugu Hari Ini 8 Oktober 2025

Jadwal Kereta Bandara YIA ke Stasiun Tugu Hari Ini 8 Oktober 2025

Cara Daftar dan Bayar BPJS Tenaker Mandiri Praktis

Cara Daftar dan Bayar BPJS Tenaker Mandiri Praktis

Garuda Indonesia Siapkan Rp 30 Triliun untuk Modal Kerja dan Operasi

Garuda Indonesia Siapkan Rp 30 Triliun untuk Modal Kerja dan Operasi

Danantara Suntik Rp30 Triliun ke Garuda Indonesia (GIAA)

Danantara Suntik Rp30 Triliun ke Garuda Indonesia (GIAA)

Pefindo Tetapkan Peringkat idA+ untuk Merdeka Copper Gold

Pefindo Tetapkan Peringkat idA+ untuk Merdeka Copper Gold