Rehabilitasi Mangrove Bone, Pelindo Regional 4 Wujudkan Pelabuhan Hijau
- Rabu, 24 September 2025

JAKARTA - Menjaga keseimbangan alam di tengah geliat pembangunan pelabuhan menjadi tantangan besar bagi sektor maritim Indonesia. Menyadari hal itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 mencanangkan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada tahun 2025.
Kegiatan ini diusung dengan tema “Pelabuhan Hijau Masyarakat Sejahtera”, sekaligus menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pelabuhan tidak boleh mengabaikan kelestarian lingkungan.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menegaskan bahwa penanaman mangrove ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Maritim Nasional sebagai bentuk aksi nyata Pelindo yang berlangsung serentak di seluruh wilayah kelolaannya.
Baca JugaSpesifikasi Oppo A6 Pro 4G Layar OLED 6,57 Inci Kamera 50 MP
"Hal ini bertepatan dengan peringatan Hari Maritim Nasional, sebagai aksi nyata yang dilakukan secara serentak di seluruh wilayah kelolaan Pelindo Regional," kata Abdul Azis saat kegiatan penanaman mangrove di Bone, Rabu.
Program TJSL sebagai Wujud Komitmen Lingkungan
Abdul Azis menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Melalui program tersebut, Pelindo ingin mendukung upaya pemerintah dalam merehabilitasi kawasan pesisir, menjaga keseimbangan ekosistem laut, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir.
Fokus kegiatan tidak hanya menanam mangrove, tetapi juga menjadikannya strategi jangka panjang agar masyarakat pesisir mendapatkan manfaat berkelanjutan dari lingkungan yang terjaga.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Langkah Pelindo ini disambut positif oleh pemerintah Kabupaten Bone. Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, menyampaikan rasa terima kasihnya karena daerahnya dipilih sebagai pusat kegiatan rehabilitasi mangrove.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut, sehingga mendapatkan manfaat ekonomi dari ekosistem mangrove,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa rehabilitasi mangrove bukan hanya berdampak pada aspek ekologi, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi, misalnya melalui ekowisata, hasil perikanan, hingga peluang usaha masyarakat.
Dukungan dari Dinas Kehutanan Sulsel
Dukungan juga hadir dari pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ulubila di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sulsel. Kepala UPT KPH Ulubila, Andi Ariadi, menekankan pentingnya memandang rehabilitasi mangrove sebagai investasi jangka panjang.
“Mangrove bukan hanya pohon yang kita tanam hari ini, tapi memang warisan ekologis bagi generasi mendatang. Kami mengapresiasi kolaborasi Pelindo bersama pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Pernyataan ini menyoroti bahwa manfaat mangrove tidak bisa dilihat secara instan, melainkan akan terasa lebih besar di masa depan sebagai pelindung ekosistem dan penyangga kehidupan pesisir.
Lebih dari Sekadar Seremoni
Pelindo menegaskan bahwa kegiatan penanaman mangrove tidak boleh hanya dipandang sebagai acara simbolis. Menurut Abdul Azis, langkah ini merupakan strategi nyata dalam pembangunan pelabuhan yang ramah lingkungan.
“Pelabuhan bukan hanya menjadi pintu gerbang ekonomi, tetapi juga harus menjadi contoh dalam menjaga keberlanjutan lingkungan," katanya.
Dengan kata lain, pembangunan pelabuhan yang masif harus berjalan seiring dengan upaya mitigasi lingkungan, agar masyarakat pesisir tidak menjadi pihak yang dirugikan.
Menyeimbangkan Ekonomi dan Lingkungan
Melalui rehabilitasi mangrove, Pelindo ingin memastikan bahwa pengembangan pelabuhan tetap berjalan selaras dengan kelestarian alam. Harapannya, masyarakat pesisir bukan hanya menjadi penonton, tetapi juga memperoleh manfaat langsung dari keberadaan ekosistem mangrove yang sehat.
General Manager Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin, menambahkan bahwa mangrove memiliki fungsi yang sangat vital dalam kehidupan pesisir.
“Mangrove memiliki peran vital dalam melindungi kawasan pesisir dari abrasi, menjaga kualitas air, serta menjadi habitat bagi berbagai biota laut,” ungkapnya.
Makna Strategis Rehabilitasi Mangrove
Dari sisi ekologi, mangrove dikenal sebagai benteng alami terhadap abrasi dan gelombang laut. Dari sisi ekonomi, kawasan mangrove juga berpotensi menjadi sumber pendapatan masyarakat melalui hasil laut maupun ekowisata.
Pelindo Regional 4 melalui program ini ingin memberikan contoh bahwa pembangunan infrastruktur besar bisa berjalan seiring dengan prinsip keberlanjutan. Tidak hanya sekadar membangun pelabuhan modern, tetapi juga menjaga lingkungan agar manfaatnya tetap bisa dinikmati generasi mendatang.
Pencanangan rehabilitasi mangrove oleh Pelindo Regional 4 di Kabupaten Bone membuktikan bahwa pembangunan pelabuhan tidak harus merusak lingkungan. Sebaliknya, upaya ini bisa menjadi langkah strategis dalam mewujudkan pelabuhan hijau yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan nilai tambah ekologis dan sosial.
Dengan dukungan pemerintah daerah, instansi kehutanan, serta masyarakat setempat, diharapkan program ini berlanjut menjadi gerakan kolektif menjaga kelestarian pesisir. Mangrove bukan sekadar pohon, tetapi warisan ekologis yang wajib dijaga demi keberlangsungan hidup generasi sekarang dan masa depan.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Spesifikasi Lengkap vivo Y50i: Layar HD Plus, Baterai Jumbo, Sertifikasi IP64
- Rabu, 24 September 2025
Spesifikasi Redmi Turbo 4 Pro Terbaru: Layar 1.5K, Pengisian Cepat 120W
- Rabu, 24 September 2025
Terpopuler
1.
Harga Emas Antam Menguat, Rekor Tertinggi Dicetak Hari Ini
- 24 September 2025
2.
IHSG Rabu 24 September 2025, Saham Unggulan Diperhatikan
- 24 September 2025
3.
Sequis Life Luncurkan Produk Asuransi Dwiguna Untuk Semua Usia
- 24 September 2025
4.
Pemutihan Pajak Kendaraan Bali Diberlakukan Hingga November
- 24 September 2025
5.
Cara Praktis Gunakan ShopeePay Untuk Bayar Tagihan Listrik
- 24 September 2025