Kripto Jadi Pilihan Investasi Positif Hadapi Inflasi

Kripto Jadi Pilihan Investasi Positif Hadapi Inflasi

JAKARTA - Ray Dalio, miliarder sekaligus pendiri Bridgewater Associates, semakin menegaskan posisinya dalam melihat peran kripto di tengah ketidakpastian ekonomi global. Baginya, keberadaan aset digital seperti Bitcoin menjadi peluang positif yang memberi ruang bagi investor mencari alternatif di saat inflasi terus membayangi.

Selama bertahun-tahun, Dalio dikenal sebagai sosok dengan pandangan tajam terhadap dunia keuangan. Kini, pernyataannya tentang kripto menghadirkan babak baru, di mana ia menyebut aset digital sebagai “mata uang alternatif.” Pandangan ini muncul bukan hanya dari perspektif spekulasi, melainkan dari fakta mendasar mengenai sifat kripto yang berbeda dengan mata uang konvensional.

Kripto sebagai Jawaban atas Inflasi

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

Menurut Dalio, salah satu daya tarik utama kripto, khususnya Bitcoin, adalah jumlahnya yang terbatas. Saat ini, pasokan Bitcoin dibatasi hanya 21 juta koin. Karakteristik ini membuat Bitcoin sangat berbeda dengan dolar AS atau mata uang fiat lainnya yang bisa dicetak tanpa batas oleh bank sentral.

Dikutip pada Kamis, 4 September 2025, Dalio menegaskan bahwa kelangkaan inilah yang membuat kripto memiliki nilai unik. Ketika bank-bank sentral terus mencetak uang demi menjaga roda ekonomi, muncul risiko inflasi dan penurunan daya beli. Dalam situasi ini, investor cenderung melirik aset dengan pasokan terbatas yang lebih tahan terhadap guncangan nilai.

“Kelangkaan menjadi alasan utama mengapa nilai kripto bisa bertahan,” ujar Dalio. Ia menambahkan, di tengah pelemahan mata uang tradisional, kripto menghadirkan opsi yang lebih aman bagi mereka yang ingin menjaga nilai kekayaan.

Bukti Nyata di Negara Terdampak Krisis

Pernyataan Dalio bukan sekadar teori. Dalam beberapa kasus, negara-negara yang menghadapi krisis ekonomi parah atau inflasi tinggi sudah melihat masyarakatnya beralih ke kripto. Mereka menggunakannya tidak hanya untuk menyimpan nilai, tetapi juga sebagai alat transaksi sehari-hari.

Fakta ini menegaskan bahwa fungsi kripto sebagai mata uang alternatif sudah teruji. Keberadaannya bukan hanya sebagai instrumen investasi, tetapi juga sebagai solusi praktis ketika sistem keuangan konvensional gagal memberi stabilitas.

Kripto dan Perubahan Lanskap Global

Dalio juga menyoroti posisi dolar AS yang perlahan menghadapi tantangan. Jika permintaan global terhadap dolar menurun akibat perubahan politik atau menurunnya kepercayaan pada sistem keuangan lama, maka alternatif baru pasti akan dicari.

Di titik inilah kripto menunjukkan potensinya. Aset digital tidak terikat pada satu negara, bersifat transparan, serta tahan terhadap campur tangan pemerintah. Hal-hal inilah yang menjadikan kripto sebagai pilihan masuk akal dalam menghadapi ketidakpastian global.

Meskipun sebelumnya Dalio sempat meragukan Bitcoin, pandangan terbarunya menunjukkan perubahan sikap yang signifikan. Ia kini lebih menerima bahwa kripto memainkan peran penting dalam arsitektur keuangan masa depan.

Optimisme dari Changpeng Zhao

Sejalan dengan pandangan Dalio, tokoh lain dalam dunia kripto juga menyuarakan keyakinan yang sama. Mantan CEO Binance, Changpeng “CZ” Zhao, bahkan lebih jauh menyebut bahwa Bitcoin sedang dalam perjalanan menuju status sebagai mata uang cadangan global.

Zhao menilai semakin banyak perusahaan dan negara mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari cadangan keuangan mereka. Baginya, ini adalah tanda bahwa evolusi besar dalam sistem moneter sedang berlangsung.

“Industri keuangan lama dan tradisional kini ikut mengadopsi Bitcoin. Ditambah lagi, mata uang kripto lainnya ikut berkembang,” kata CZ. Ia menekankan, perkembangan ini memperlihatkan kemajuan pesat dan memperkuat posisi kripto di kancah global.

Perjalanan Bitcoin Menuju Rekor Baru

Changpeng Zhao bukan hanya pengamat biasa, melainkan pengguna awal Bitcoin sejak 2014. Ia telah menyaksikan langsung bagaimana aset ini berkembang dari harga ribuan dolar hingga kini menembus ratusan ribu dolar.

Pada 14 Juli 2025, Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa, menembus level USD 122.000 atau setara Rp2.004 triliun (dengan kurs dolar sekitar Rp16.431). Namun, menurut CZ, itu baru permulaan.

“Butuh tiga tahun untuk mencapai ATH USD 1.000 lagi pada Januari 2017. Kami sangat antusias. Sekarang, itu hanya sebagian kecil, kurang dari 1% [dari nilai Bitcoin saat ini],” ujar Zhao dalam sebuah unggahan.

Pernyataannya terbukti ketika sebulan kemudian Bitcoin kembali mencetak rekor baru di level USD 124.128. Lonjakan ini memperlihatkan betapa besar antusiasme pasar terhadap aset digital tersebut.

Sinergi Pandangan Dua Tokoh

Kombinasi pandangan Ray Dalio dan Changpeng Zhao memberi gambaran menarik tentang masa depan kripto. Dari sisi investor tradisional, Dalio menekankan pentingnya pasokan terbatas dan peran kripto sebagai pelindung nilai di tengah inflasi. Sementara itu, Zhao menyoroti adopsi global yang menjadikan Bitcoin semakin mendekati status sebagai mata uang cadangan.

Meski berasal dari latar belakang berbeda Dalio dari dunia hedge fund konvensional, dan Zhao dari industri kripto keduanya sepakat bahwa aset digital punya potensi luar biasa. Ini menunjukkan adanya titik temu antara keuangan lama dan teknologi baru yang membuka peluang besar di masa depan.

Kripto bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari diskusi serius tentang masa depan keuangan dunia. Pandangan Ray Dalio menegaskan kripto sebagai aset alternatif yang relevan menghadapi inflasi, sementara optimisme Changpeng Zhao menggarisbawahi peran Bitcoin dalam sistem global.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, kedua suara ini memberi sinyal bahwa kripto telah bergerak jauh melewati tahap awalnya. Kini, ia dipandang sebagai solusi nyata dan prospektif dalam menghadapi tantangan finansial modern.