JAKARTA - Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, masih dihadapkan pada tantangan besar terkait pengelolaan minyak mentah. Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan komitmen serius perusahaan untuk memperbaiki tata kelola minyak mentah nasional. Dalam acara buka puasa bersama media, Simon merinci berbagai strategi yang akan diimplementasikan guna mencapai tujuan ini.
Pengurangan Ketergantungan pada Impor Minyak
Salah satu langkah utama yang dipaparkan Simon adalah meningkatkan pemanfaatan minyak mentah dari dalam negeri. "Dengan memanfaatkan lebih banyak minyak mentah dalam negeri, kami bisa mengurangi ketergantungan terhadap sumber dari luar dan memperkuat ketahanan energi nasional," ungkap Simon. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemandirian energi Indonesia tetapi juga mengurangi biaya yang diakibatkan oleh fluktuasi harga minyak global.
Kolaborasi dengan Badan Pengatur
Simon menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pihak eksternal, terutama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), untuk memastikan distribusi minyak yang lebih efisien. "Soal perbaikan tata kelola minyak mentah, kami akan berkolaborasi dengan pihak eksternal, terutama BPH Migas, karena BPAM sudah termasuk dalam pengawas yang memastikan penyaluran dan distribusi bahan bakar bersubsidi (PSO)," jelas Simon. Kerja sama ini diharapkan dapat menutup celah yang potensial menghambat efektivitas distribusi energi di Indonesia.
Pembenahan Teknis dan SDM
Selain itu, peningkatan kualitas teknis dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di Pertamina juga menjadi fokus utama. Simon menekankan pentingnya melakukan pembenahan di dua aspek ini untuk memastikan operasional yang lebih efisien dan aman. "Kami berkomitmen untuk menutup celah yang dapat menghambat efektivitas distribusi energi, demi memastikan sistem yang lebih baik dan akuntabel bagi semua pihak," tambah Simon.
Transparansi dan Akuntabilitas
Beberapa tahun terakhir, Pertamina telah terlibat dalam berbagai kasus hukum terkait dugaan korupsi. Namun, Simon menegaskan bahwa perusahaan sangat menghormati proses hukum yang berjalan di Kejaksaan Agung. "Kami mendukung agar proses ini bisa berjalan dengan transparan dan memberikan kejelasan bagi masyarakat," jelasnya. Kasus dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun ini menjadi pelajaran penting bagi Pertamina untuk memperkuat tata kelola yang lebih transparan dan akuntabel.
Menyiapkan Pasokan Energi Menjelang Hari Besar
Di tengah perbaikan yang sedang dijalankan, Simon memastikan bahwa operasional dan pelayanan kepada masyarakat tetap menjadi prioritas utama. "Kami akan memastikan bahwa pasokan energi tetap aman, baik untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari maupun untuk mendukung kelancaran perjalanan saat mudik," ujar Simon, menekankan kesiapan Pertamina jelang Ramadhan dan Idul Fitri guna mendukung arus mudik yang biasanya terjadi pada perayaan tersebut.
Tantangan dan Harapan
Meski menghadapi tantangan besar dari kasus hukum yang ada, Pertamina tetap berupaya menjalankan tugasnya sebagai penyedia energi nasional dengan sebaik-baiknya. Simon meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat agar Pertamina dapat tetap fokus pada peningkatan pelayanan. "Kami mohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat agar Pertamina dapat terus meningkatkan pelayanan dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.