JAKARTA - PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), melalui anak usahanya Pertamina Geothermal, mendapatkan tawaran untuk menggarap proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dari pemerintah Kenya. Proyek yang ditawarkan ini terletak di dua wilayah strategis, yakni Longonot dan Suswa, Kenya. Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk memperluas portofolio energi terbarukan ke pasar internasional.
Kerja Sama Strategis dengan Perusahaan Lokal
Direktur Keuangan PT Pertamina New & Renewable Energy, Nelwin Aldriansyah, menyatakan bahwa Pertamina Geothermal akan menjalin kerjasama strategis dengan dua perusahaan Kenya, yakni Electricity Generating Company PLC (KenGen) dan Geothermal Development Company (GDC). "Kita memang ada penawaran dari pemerintah Kenya, untuk mengembangkan beberapa proyek geothermal baru," ungkap Nelwin setelah acara "Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025" yang diselenggarakan di St. Regis, Jakarta, Kamis, 27 Februari.
Kerjasama ini menurut Nelwin akan melibatkan pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kenya. Kemitraan strategis dengan KenGen dan GDC diharapkan untuk memfasilitasi transfer teknologi dan pengetahuan, serta mempercepat proses pengembangan proyek di Kenya, yang telah dikenal sebagai salah satu negara terkemuka dalam pengembangan energi panas bumi di Afrika.
Kenya: Pusat Potensi Panas Bumi di Afrika
Kenya saat ini memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi sekitar 1.200 megawatt (MW), menjadikannya salah satu negara pengembang panas bumi yang cukup maju di benua Afrika. Namun, ambisi pemerintah Kenya tidak berhenti di situ. Mereka menargetkan peningkatan kapasitas PLTP, khususnya di wilayah Longonot dan Suswa, yang dinilai memiliki potensi panas bumi yang signifikan.
Nelwin mengemukakan bahwa potensi panas bumi di kedua wilayah tersebut menjadi daya tarik utama bagi Pertamina untuk masuk ke pasar Kenya. "Itu yang sedang kita kaji untuk kerjasamanya dengan pemerintah Kenya. Jadi, PGE akan bersama-sama dengan BUMN Kenya," tuturnya.
Tantangan dan Peluang di Pasar Kenya
Meskipun proyek ini membawa peluang besar untuk Pertamina, khususnya dalam ekspansi internasional, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Infrastruktur, peraturan pemerintah, dan dinamika pasar lokal menjadi beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus. Namun, dengan pengalaman Pertamina dalam mengelola proyek geothermal di Indonesia dan dukungan mitra lokal yang kuat, tantangan ini diharapkan dapat diatasi.
Pertamina juga menganggap bahwa investasi di proyek geothermal Kenya adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mendiversifikasi sumber energi dan mendukung agenda global tentang transisi energi. Proyek ini bukan hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada upaya dunia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dampak Positif bagi Kenya dan Pertamina
Kemitraan ini tidak hanya menguntungkan Pertamina, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Kenya. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi akan membantu memenuhi kebutuhan energi domestik yang terus meningkat sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.
Pemerintah Kenya, melalui Kementerian Energi, menyambut baik kerjasama ini. Dalam pernyataannya, pihak Kementerian menyampaikan bahwa kerja sama dengan perusahaan internasional seperti Pertamina akan memperkaya keahlian lokal dan membangun kapasitas teknis yang penting bagi pengembangan energi terbarukan di masa depan.