Bendungan Rukoh: Motor Pembangunan Ekonomi Aceh dengan Serapan Tenaga Kerja Lokal 80 Persen

Rabu, 26 Februari 2025 | 22:36:02 WIB
Bendungan Rukoh: Motor Pembangunan Ekonomi Aceh dengan Serapan Tenaga Kerja Lokal 80 Persen

JAKARTA - Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, berhasil diselesaikan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dengan anggaran senilai Rp1,7 triliun. Dengan kapasitas tampung mencapai 128 juta meter kubik (m3), bendungan ini berfungsi sebagai instrumen vital dalam mendukung kestabilan pasokan air irigasi yang mengairi lahan pertanian seluas 12.194 hektare. Pembangunan ini tidak hanya berperan vital dalam ketahanan pangan, tetapi juga mampu menyerap hingga 80 persen tenaga kerja lokal, memberikan dorongan signifikan pada perekonomian lokal.

Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampak Ekonomi

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menegaskan pentingnya proyek ini dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. "Proyek Bendungan Rukoh menyerap tenaga kerja lokal hampir 80 persen. Ini membuka peluang kerja yang luar biasa dan meningkatkan kesejahteraan warga Aceh," ujarnya. Penyerapan tenaga kerja ini secara langsung berkontribusi pada pengurangan tingkat pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat.

Seiring dengan itu, bendungan ini berpotensi menjadi pengungkit aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. Dengan stabilitas pasokan air yang mendukung sektor pertanian, diharapkan akan terjadi peningkatan produktivitas lahan yang berimbas pada kenaikan pendapatan petani, meningkatkan daya beli masyarakat, serta aktivitas ekonomi lokal secara keseluruhan.

Peran Strategis dalam Mitigasi Bencana dan Kesejahteraan

Bendungan Rukoh bukan hanya berperan dalam penyediaan irigasi, tetapi juga dalam mitigasi bencana. Dengan genangan seluas 687 hektare, bendungan ini mampu mereduksi potensi banjir di wilayah sekitarnya, mencakup area sekitar 51 hektar di tiga kecamatan, yaitu Titeue, Keumala, dan Sakti. Ini akan sangat membantu dalam mengurangi kerentanan masyarakat terhadap bencana banjir yang sering melanda wilayah tersebut.

Lebih jauh, kapasitas penyediaan air baku sebesar 900 liter per detik yang dimilikinya, menjadikan Bendungan Rukoh sebagai sumber daya air yang mumpuni. "Diharapkan Bendungan Rukoh dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat Aceh, khususnya di sekitar Kabupaten Pidie," tambah Ermy.

Potensi Energi Terbarukan

Tak berhenti di situ, Bendungan Rukoh juga membuka potensi besar dalam sektor energi terbarukan. Proyek ini diharapkan mampu mengakomodasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 137 MegaWatt (MW) serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PMLTH) sebesar 1,22 MW. "Output daya listrik yang besar itu akan menjamin ketersediaan akses listrik untuk mendorong peningkatan aktivitas ekonomi, rumah tangga, dan produksi," jelas Ermy.

Sumber listrik dari proyek ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan ketersediaan listrik yang lebih stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Dampak ini akan tercermin pada berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan, dengan akses yang lebih baik dan merata.

Jejak Infrastruktur di Tahun 2024

Penyelesaian Bendungan Rukoh menambah daftar infrastruktur bendungan yang diresmikan oleh Waskita Karya sepanjang tahun 2024. Beberapa bendungan lainnya seperti Karian, Margatiga, Leuwikeris, serta Temef sudah terlebih dahulu rampung. Selain itu, pembangunan Bendungan Jlantah juga telah diselesaikan dan siap beroperasi.

Proyek-proyek ini menandakan komitmen Waskita Karya dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, terutama di wilayah yang membutuhkan perhatian dan pengembangan lebih lanjut. Dengan rincian dampak yang sedemikian rupa, tak heran jika proyek-proyek infrastruktur semacam ini mendapatkan sorotan dan dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.

Perspektif ke Depan

Keberhasilan proyek bendungan ini menggambarkan potensi besar yang dapat digarap melalui optimalisasi sumber daya lokal dan inisiatif pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Antusiasme masyarakat sekitar serta dukungan penuh dari pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat tercapainya tujuan di bidang ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, Bendungan Rukoh tidak hanya menjadi simbol pembangunan yang merata, tetapi juga sebagai ujung tombak keseimbangan ekosistem dan kemajuan sosial ekonomi di Aceh. Dengan demikian, proyek ini menyampaikan pesan penting bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak signifikan yang berkelanjutan.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB