JAKARTA - Gelombang aksi unjuk rasa bertajuk "Indonesia Gelap" yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat lalu, mendapat dukungan berbagai pihak. Peserta aksi yang terdiri dari banyak elemen masyarakat mendapat pasokan logistik dan bantuan konsumsi dari beberapa komunitas dan perusahaan. Solidaritas ini menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap isu-isu yang disuarakan dalam aksi tersebut.
Salah satu bentuk dukungan datang dari perusahaan minuman "Haus", yang membagikan sekitar 1.500 porsi minuman gratis kepada para peserta aksi. Hamdan, salah satu staf yang mengoordinasikan distribusi minuman tersebut, menegaskan bahwasanya langkah ini adalah bentuk dukungan langsung dari pihak manajemen perusahaan.
"Kami memberikan minuman gratis ini sebagai dukungan untuk masyarakat dan mahasiswa yang berdemo, baik aksi untuk isu apapun," jelas Hamdan di tengah keramaian aksi. Inisiatif semacam ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan mendukung semangat peserta dalam menyuarakan aspirasi mereka.
"Kita menyediakan obat-obatan, oksigen juga, dan kita juga mencetak spanduk sama stiker. Teman-teman disabilitas yang ingin ikut aksi juga kita bantu dampingi," ungkap Carol ketika ditemui di lokasi aksi.
Partisipasi Berbagai Komunitas
Selain itu, berbagai komunitas turut serta dalam memberikan dukungannya, di antaranya adalah Asosiasi Ibu-Ibu. Secara kolektif, komunitas ini telah rutin mencoba memberikan bantuan konsumsi dan logistik tanpa membawa nama organisasi tertentu. Dewi, salah satu anggota komunitas ini, menjelaskan motivasi di balik keterlibatan mereka.
"Kita base-nya di grup WhatsApp. Jadi kalau ada aksi itu inisiatif mau bawa apa, enggak ada koordinatornya," ungkap Dewi. Berdasarkan pengalaman, dia dan kelompoknya sudah aktif membantu dalam beberapa hari aksi terakhir.
Bantuan Hukum dan Dukungan Sosial Media
Di luar bantuan konsumsi dan logistik, dukungan juga datang dalam bentuk bantuan hukum. Koalisi Firma Hukum Peduli Demokrasi menawarkan layanan hukum gratis bagi pengunjuk rasa yang berpotensi menghadapi masalah hukum.
Berbagai komunitas masyarakat sipil, termasuk Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) se-Jakarta, ikut hadir. Kehadiran mereka menambah suara kritis yang disuarakan melalui aksi ini, yang menyerukan protes dan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Media sosial juga memainkan peran penting dalam memperluas jangkauan isu, dengan akun dan komunitas seperti @barengwarga dan tagar #BarengWarga yang aktif menyerukan tuntutan agar pemerintah segera mengeluarkan Perppu dan Inpres terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai meresahkan.
Gelombang Massa yang Tak Terbendung
Sejak digelarnya aksi pada pukul 13.00 WIB hingga menjelang pukul 16.00 WIB, massa terus berdatangan memenuhi kawasan Patung Kuda. Masyarakat dari berbagai latar belakang bergandengan tangan dengan mahasiswa, bersama-sama berkumpul untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Aksi "Indonesia Gelap" ini merupakan bentuk nyata dari kebebasan berekspresi dan berpendapat, salah satu hak dasar dalam masyarakat demokratis. Dukungan dalam berbagai bentuk, baik dari perusahaan, komunitas, maupun individu, menunjukkan bahwa semangat gotong royong tetap hidup dalam masyarakat Indonesia.
Kendati cuaca tidak bersahabat dan ancaman hujan menggantung di langit Jakarta, semangat para peserta aksi tidak surut. Kehadiran dan partisipasi yang besar ini mengisyaratkan bahwa masyarakat peduli terhadap masa depan bangsa dan berani menyuarakan perubahan yang diinginkan.
Polri yang mengerahkan 2.460 personel untuk mengamankan jalannya unjuk rasa memperlihatkan betapa pentingnya kerjasama antara komunitas sipil dan aparat dalam menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Penanganan aksi unjuk rasa dengan baik diharapkan akan menjadi contoh positif bagi penyelenggaraan aksi lainnya di masa depan.
Dengan adanya dukungan logistik dan konsumsi yang melimpah, diharapkan para peserta aksi dapat terus berfokus menyuarakan tuntutan mereka. Solidaritas yang terjalin di antara peserta aksi dan penyedia dukungan adalah cerminan dari kekuatan masyarakat dalam mengawal demokrasi dan menuntut perubahan.