Harga Minyak Melonjak Akibat Penurunan Stok Bensin AS dan Kekhawatiran Pasokan Rusia

Jumat, 21 Februari 2025 | 09:08:30 WIB

JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami peningkatan signifikan pada perdagangan Kamis, menandai hari ketiga berturut-turut kenaikan setelah sebelumnya menghadapi tekanan penurunan. Lonjakan harga ini dipicu oleh data terbaru yang menunjukkan penurunan stok bensin dan sulingan di Amerika Serikat, serta kekhawatiran mengenai gangguan pasokan dari Rusia. Kondisi ini telah memicu pergerakan harga minyak dunia dan berdampak pada pasar energi global.

Mengutip laporan dari CNBC pada Jumat 21 Februari 2025, harga minyak berjangka Brent mengalami peningkatan sebesar 44 sen atau sekitar 0,58%, ditutup pada angka USD 76,48 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman bulan Maret naik sebesar 32 sen atau sekitar 0,44%, ditutup pada harga USD 72,57 per barel.

Faktor Utama Kenaikan Harga Minyak

Salah satu faktor kunci yang menyebabkan kenaikan harga minyak ini adalah data terbaru dari Badan Informasi Energi AS. Laporan tersebut menyebutkan stok minyak mentah mengalami kenaikan sedikit lebih banyak dari yang diperkirakan. Namun, yang lebih signifikan adalah penurunan moderat pada stok bensin dan penurunan lebih besar pada stok sulingan. Penurunan ini terjadi akibat proses pemeliharaan musiman di kilang yang menyebabkan penurunan aktivitas pemrosesan.

"Peningkatan minyak mentah sedikit lebih besar dari yang diharapkan, tetapi ada penurunan yang moderat dalam bensin dan penurunan yang lebih besar dalam sulingan, menjaga total persediaan tetap datar," kata Giovanni Staunovo, analis dari UBS. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana perubahan kecil dalam persediaan dapat berdampak pada harga minyak global, terutama ketika ditambah dengan faktor eksternal lainnya seperti ketidakpastian politik dan ekonomi.

Dampak Ketidakstabilan Politik Rusia

Selain faktor dalam negeri AS, kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan dari Rusia juga menjadi alasan utama kenaikan harga minyak. Ketegangan di wilayah tersebut telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar energi mengenai stabilitas pasokan minyak global. Selama beberapa waktu terakhir, ketidakpastian politik di Rusia telah memicu volatilitas di pasar minyak, seiring dengan ketegangan yang meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat.

Respon Pasar dan Proyeksi Ke Depan

Pasar minyak bereaksi dengan cepat terhadap laporan dan perubahan dalam data persediaan tersebut. "Minyak mentah berjangka sedikit menguat menyusul laporan tersebut," ujar seorang analis pasar energi. Peningkatan ini mencerminkan sentimen positif di kalangan investor mengenai potensi pergerakan harga lebih lanjut jika ketidakpastian terkait pasokan dari Rusia berlanjut dan stok bensin AS terus menunjukkan penurunan.

Sementara itu, para ahli memperkirakan bahwa selama ketidakpastian ini masih ada, harga minyak mungkin akan terus mengalami fluktuasi, bergantung pada perkembangan situasi geopolitik dan laporan persediaan minyak yang akan datang. "Masih banyak faktor yang dapat mengubah tren harga minyak secara mendadak," kata Staunovo, menyoroti pentingnya pemantauan terhadap faktor-faktor global yang mempengaruhi pasar minyak.

Kenaikan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh kombinasi dari penurunan stok bensin dan sulingan di AS serta ketidakstabilan pasokan terkait situasi di Rusia. Situasi ini membutuhkan perhatian khusus dari pelaku pasar dan pembuat kebijakan energi. Sebagai komoditas penting dalam ekonomi global, perubahan harga minyak berpotensi memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan biaya produksi di sektor industri hingga pengaruhnya terhadap harga barang dan jasa di berbagai belahan dunia.

Di masa depan, dinamika pasar energi akan terus dipengaruhi oleh laporan persediaan, kebijakan energi global, serta kondisi politik internasional. Bagi konsumen dan pelaku industri, penting untuk terus memantau perkembangan terbaru untuk dapat menyesuaikan strategi di tengah kondisi pasar yang dinamis ini.

Terkini