JAKARTA - Pada perdagangan yang berlangsung Kamis 20 Februari 2025, harga minyak mentah mencetak kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Harga minyak dunia terus mengalami tren penguatan setelah data terbaru mengindikasikan adanya penarikan bensin dan sulingan di Amerika Serikat. Selain itu, kekhawatiran berkelanjutan terhadap gangguan pasokan energi dari Rusia terus memberikan tekanan pada pasar dan memperkuat kenaikan harga ini.
Kondisi Pasar Minyak Mentah: Angka dan Fakta
Mengutip laporan Reuters, harga minyak mentah acuan Brent terpantau ditutup dengan kenaikan sebesar 44 sen, atau setara dengan 0,58 persen, sehingga mencapai USD 76,48 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di AS untuk pengiriman Maret juga mencatat kenaikan sebesar 32 sen, atau 0,44 persen, menjadi USD 72,57 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah ini diatribusikan sebagian besar pada laporan penarikan inventaris bensin dan sulingan di AS. Penarikan tersebut menunjukkan peningkatan permintaan yang mungkin seiring dengan kegiatan ekonomi yang mulai meningkat. Gangguan pasokan dari satu eksportir utama dunia, Rusia, yang tak kunjung reda, turut menambah ketidakpastian pasar energi global.
"Saat ini, pasar sedang menghadapi ketidakpastian terkait pasokan dari Rusia yang bertepatan dengan peningkatan permintaan dari berbagai negara. Hal ini menjadi kombinasi yang mendorong harga minyak lebih tinggi," ujar seorang analis perminyakan terkemuka dari lembaga riset energi internasional.
Dampak Situasi Global terhadap Harga Batu Bara
Sementara itu, harga komoditas energi lainnya seperti batu bara menunjukkan tren yang berbeda. Pada penutupan perdagangan yang sama, harga batu bara kontrak pengiriman Maret 2025 terpantau turun sebesar 1,12 persen menjadi USD 106,2 per ton, berdasarkan data dari bursa ICE Newcastle, Australia. Perubahan harga ini diindikasikan sebagai dampak dari fluktuasi permintaan dan penawaran global serta kebijakan lingkungan yang semakin ketat di beberapa negara.
Minyak Kelapa Sawit (CPO) Mengalami Kenaikan Harga
Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) mencatat kenaikan pada perdagangan Jumat (21/2). Menurut data Tradingeconomics, harga CPO meningkat 1,14 persen menjadi MYR 4.699 per ton. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi permintaan yang lebih tinggi dari pasar global, terutama dari India dan Tiongkok yang dikenal sebagai konsumen utama CPO.
"Permintaan untuk CPO semakin diperkirakan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi di beberapa negara besar pengimpor. Hal ini menjadi faktor yang mendorong harga CPO belakangan ini," ucap seorang pakar agribisnis yang tidak ingin disebutkan namanya.
Faktor Pendorong Kenaikan dan Pergerakan yang Mesti Diwaspadai
Secara keseluruhan, beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan harga minyak mentah termasuk kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan dari Rusia akibat sanksi dan konflik geopolitik yang berlangsung. Seiring dengan itu, permintaan di pasar AS yang lebih kuat dari perkiraan turut mempengaruhi dinamika pasar minyak mentah saat ini.
Para analis juga menyoroti pentingnya memantau perkembangan ekonomi global dan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi permintaan energi. Dengan demikian, investor dan pelaku pasar perlu terus mencermati situasi yang berkembang agar dapat membuat keputusan yang tepat dan memaksimalkan keuntungan atau memitigasi risiko kerugian.
Penguatan harga minyak mentah yang berlanjut ini memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi global, terutama bagi negara-negara pengimpor utama minyak. Keadaan ini mendorong banyak pihak untuk terus mencari inovasi dan sumber energi alternatif guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang volatil.
Pada akhirnya, dinamika pasar energi global menuntut perhatian ekstra dari seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, industri, maupun konsumen, untuk menavigasi lanskap yang semakin kompleks akibat faktor-faktor global ini. Diharapkan melalui strategi yang adaptif dan upaya kolektif, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik menuju masa depan yang berkelanjutan.