Meta Kembangkan Mesin Pembaca Pikiran AI: Revolusi Teknologi Terbaru yang Dijanjikan

Senin, 17 Februari 2025 | 13:04:49 WIB
Meta Kembangkan Mesin Pembaca Pikiran AI: Revolusi Teknologi Terbaru yang Dijanjikan

JAKARTA - Meta, nama besar di balik platform populer seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, baru-baru ini membuat terobosan besar dalam bidang teknologi canggih dengan memperkenalkan mesin 'pembaca pikiran' berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini diklaim mampu menerjemahkan aktivitas otak manusia menjadi teks tertulis tanpa perlu perangkat implan. Inovasi ini, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, berpotensi mengubah lanskap interaksi manusia dan komputer di masa depan.

Teknologi di Balik Mesin Pembaca Pikiran

Mesin revolusioner ini dikembangkan oleh tim gabungan ahli AI dan neurosains di Meta, menggunakan sistem yang disebut Brain2Qwerty. Sistem ini bekerja dengan menganalisis sinyal magnetik yang dipancarkan neuron di otak menggunakan metode magnetoencephalography (MEG).

“Dengan mengambil 1.000 snapshot aktivitas otak setiap detik, kami dapat mengidentifikasi momen tepat ketika pikiran berubah menjadi kata, suku kata, hingga huruf individu,” ungkap Meta dalam blog resminya.

Selama pengujian, peserta penelitian diminta duduk di dalam pemindai MEG, menyerupai pengering rambut raksasa. Alat ini menangkap sinyal otak ketika peserta berpikir untuk mengetik huruf tertentu. AI kemudian mempelajari dan mengaitkan pola tersebut dengan huruf-huruf yang diketik.
 

Akurasi yang Menjanjikan

Penelitian yang dilakukan Meta menunjukkan bahwa teknologi ini memiliki tingkat akurasi yang mengesankan hingga 80% dalam membedakan huruf yang ingin diketik seseorang hanya berdasarkan aktivitas otak. Hal ini memungkinkan teknologi ini untuk merekonstruksi kalimat yang ingin diketik tanpa input fisik apa pun.

Meski akurat, teknologi ini belum siap untuk penggunaan sehari-hari. Saat ini, perangkat ini berukuran sebesar lemari es dan memiliki bobot setengah ton, dengan harga yang mencapai sekitar 2 juta dollar AS (Rp 32 miliar).

Tantangan ke Depan

Tentu saja, masih ada sejumlah tantangan signifikan yang harus diatasi. Mesin ini memerlukan ruangan khusus yang terlindungi dari medan magnet bumi agar dapat berfungsi dengan baik dan sangat sensitif terhadap pergerakan kepala. Meta menekankan bahwa riset ini berfokus untuk memahami bagaimana otak manusia mengubah pikiran menjadi tindakan motorik kompleks, dan bukan untuk menyasar pengembangan produk komersial dalam waktu dekat.

Di luar itu, pendekatan non-invasif ini membuka peluang besar bagi dunia medis, khususnya untuk membantu pasien dengan gangguan saraf atau cedera otak yang menyebabkan ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal.

Meta dan Ketatnya Persaingan

Pengembangan teknologi pembaca pikiran ini menempatkan Meta pada jalur kompetitif dengan perusahaan teknologi lainnya. Salah satunya adalah proyek Neuralink milik Elon Musk yang juga bertujuan membaca pikiran manusia. Namun, berbeda dengan teknologi Meta, Neuralink memerlukan pemasangan implan chip langsung ke otak, yang membutuhkan prosedur bedah elektif.

Neuralink menggunakan 1.024 elektroda, di mana setiap benang lebih tipis dari saraf manusia, untuk menginterpretasikan sinyal otak. Pada awal 2024, Neuralink telah berhasil menanamkan chip pada pasien pertamanya dan mendapatkan persetujuan dari FDA untuk melanjutkan uji klinis.

Potensi Masa Depan dan Etika

Meskipun masih dalam tahap embrio, teknologi pembaca pikiran membuka diskusi luas mengenai masa depan antarmuka otak-komputer dan etika di sekitar penggunaannya. Tidak hanya menawarkan peluang besar di bidang medis, memungkinkan komunikasi alternatif bagi orang-orang yang mengalami gangguan neurologis, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai privasi mental dan keamanan data otak.

Dengan riset yang masih berlangsung,Meta dan perusahaan lain dalam perlombaan yang sama perlu terus menjaga keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial. Seiring dengan kemajuan yang dicapai, diskusi internasional tentang regulasi yang sesuai dan penggunaan etis teknologi ini akan menjadi sangat penting.

Merambah ke area teknologi yang sebelumnya dianggap fiksi ilmiah, Meta dan lainnya tengah membuka pintu menuju masa depan di mana batas antara pikiran dan tindakan semakin kabur. Dengan langkah-langkah maju seperti ini, kita berada pada ambang revolusi digital berikutnya yang menjanjikan untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia teknologi di sekitar kita. Sementara tantangan masih ada, potensi manfaat yang akan dihasilkan dari teknologi pembaca pikiran ini tidak dapat diabaikan.

Meta dan para pionir lainnya akan terus meneroka batasan-batasan saat ini, berusaha mewujudkan mimpi masa depan teknologi yang semakin manusiawi dan inklusif.

Terkini